Menuju konten utama

Antrean KRL Masih Panjang, Sejumlah Penumpang Kembali ke Rumah

"Ada yang sampai pulang, tetangga aku tadi sekomplek," kata salah satu penumpang KRL Puteri Lenggogeni.

Antrean KRL Masih Panjang, Sejumlah Penumpang Kembali ke Rumah
Pekerja Ibukota rela berdesak-desakan menggunakan Commuter Line demi memangkas waktu perjalanan mereka dari rumah ke kantor atau sebaliknya. (1/11/2017) tirto.id/Hafitz Maulana.

tirto.id -

Sejumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Depok Lama memutuskan untuk kembali pulang atau dengan menggunakan moda alternatif lainnya dikarenakan antrean panjang hingga mengular pada Senin (23/7/2018) pagi dikarenakan pembaharuan sistem tiket.

"Ada yang sampai pulang, tetangga aku tadi sekomplek," kata salah satu penumpang KRL Puteri Lenggogeni di Jakarta, Senin (23/7/2018).

Puteri, salah satu warga Depok yang bekerja di Jakarta Pusat dan setiap hari ia mengandalkan KRL untuk berangkat dan pulang kerja.

Ia mengaku juga sulit mendapatkan tiket karena antrean yang panjang hingga 500 meter mulai dari subuh.

"Antreannya sangat panjang, untung tubuh aku kecil jadi bisa selap-selip," ujarnya.

Dia menuturkan warga Depok sudah mengantisipasi perubahan sistem tiket tersebut dengan datang lebih awal di Stasiun Depok Lama karena informasi sudah tersebar di grup WhatsApp.

"Aku sampai stasiun jam enam, cuma kata tetangga subuh ramai banget, karena orang udah antisipasi dari kemarin," katanya.

Terkait rumor tiket KRL digratiskan, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) membantah menggratiskan tarif kereta rel listrik Rp3.000 dari semua stasiun dikarenakan adanya pembaruan sistem tiket.

"Tidak," kata Eva saat dikonfirmasi terkait tiket gratis yang diakibatkan antrean mengular di beberapa stasiun di Jakarta, Senin.

Sementara itu, laporan warganet melalui Twitter, Trizar Risqiawan mencuit bahwa di Stasiun Bogor akhirnya tiket digratiskan karena warga mengamuk.

"Penumpang di Stasiun Bogor ngamuk, akhirnya gate dibuka gratis. Ya gimana gak diantisipasi," ujarnya.

Sementara itu, penumpang KRL di Stasiun Depok Lama Puteri Lenggogeni mengaku ia masih membayar tarif yang dikenakan yaitu Rp3.000 meskipun harus mengantre.

"Antreannya panjang apalagi sejak subuh warga sudah antisipasi," katanya.

Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia Eva Chairunnisa mengatakan, saat ini diberlakukan tiket kertas sehubungan dengan masa pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik.

Ia menjelaskan, seluruh pengguna kartu multi trip (KMT) dan uang elektronik untuk sementara kembali mengantre tiket kertas selama masa pembaharuan sistem tersebut.

"Permintaan maaf khususnya kami sampaikan kepada para pelanggan setia kami, pemilik Kartu Multi Trip maupun kartu uang elektronik dari bank yang tetap perlu melakukan transaksi tiket pada loket sebelum menggunakan jasa KRL selama masa pemeliharaan berlangsung," katanya.

Eva menjelaskan pembaharuan dan pemeliharaan sistem dalam skala keseluruhan yang berlangsung saat ini tidak dapat dihindari untuk menjaga keandalan sistem ini di masa yang akan datang.

Pembaharuan sistem dan pemeliharaan dilakukan sejak Sabtu 21 Juli 2018.

"Sebagai bentuk mitigasi jika proses pembaharuan masih membutuhkan waktu maka untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL pada Senin 23 Juli 2018 transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas yang diberlakukan di 79 stasiun KRL dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir," katanya.

Baca juga artikel terkait KRL atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri