tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menganjurkan kepada seluruh pengurus maupun pengelola masjid yang ada di ibu kota untuk mengutamakan pelayanan ibadah hanya bagi warga sekitar sebagai bagian dari penerapan protokol kesehatan COVID-19.
Hal itu, kata Anies, untuk menekan penularan COVID-19 pada bulan Ramadan, juga sejalan dengan instruksi dari Kementerian Agama RI perihal pembatasan jumlah kehadiran jemaah untuk ibadah salat tarawih paling banyak 50 persen dari kapasitas bangunan.
"Bagi masjid-masjid di Jakarta, kami menganjurkan untuk digunakan bagi jemaah dari wilayah terkait, sehingga yang ibadah di masjid itu adalah warga yang relatif saling kenal, untuk kita bisa melakukan pengendalian bila ditemukan ada kasus (COVID-19), sebagai pencegahan," kata Anies di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (9/4/2021).
Anies juga menjelaskan tujuan utama dalam pendisiplinan terkait pelayanan ibadah selama Ramadan ini adalah untuk pengendalian apabila muncul potensi kasus baru saat beribadah, sehingga Satgas COVID-19 yang berada di lokasi sekitar dengan mudah melakukan tracing.
Menurut Anies, pengendalian tersebut akan menjadi sulit ketika masjid terkait dibuka untuk umum dan di situlah potensi penularan menjadi lebih tinggi.
"Jadi harus jaga keselamatan, jaga perlindungan sesama warga dari penularan sambil tetap bisa menjalankan ibadah yang suci di bulan Ramadan," ucap Anies.
"Karena itulah, penggunaan tempat ibadat masjid untuk aktivitas ibadah harus dijalankan dengan menaati protokol kesehatan tapi hindari kerumunan, hindari buka masker. Jadi, prinsipnya seperti itu," tutur Anies.
Ramadan 1442 Hijriah atau puasa 2021 diprediksi akan dimulai pada pertengahan April 2021 setelah melalui sidang isbat pada Senin (12/4/2021).