Menuju konten utama

Anggaran Kontrasepsi Meroket Rp400 miliar buat Tekan Nikah Dini

Anggaran kontrasepsi di BKKBN naik 83 persen menjadi Rp400 miliar pada 2021.

Anggaran Kontrasepsi Meroket Rp400 miliar buat Tekan Nikah Dini
Bupati Kulon Progo, Yogyakarta Hasto Wardoyo. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

tirto.id - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyatakan program keluarga berencana (KB) pada 2021 meningkat menjadi Rp400 miliar atau meningkat 84 persen dibanding tahun 2020.

Program KB ini di antaranya fokus menekan angka pernikahan dini dan meningkatnya kehamilan di masa pandemi COVID-19.

"Jika sebelum pandemi dana untuk program KB Rp62 miliar, maka pada 2020-2021 ditingkatkan menjadi Rp400 miliar,” kata Hasto pada sebuah diskusi secara daring, Rabu (29/9/2021).

Selain peningkatan anggaran, klaim BPJS Kesehatan untuk pemasangan alat kontrasepsi juga dipermudah.

"Anggaran bisa diklaim ke dinas Keluarga Berencana kota setempat, terkait jasa bidan dan dokter yang melakukan jasa pemasangan kontrasepsi,” imbuh Hasto.

Hasto menyatakan banyak perempuan usia produktif yang tidak berani datang ke fasilitas KB selama pandemi karena takut tertular virus Corona. Untuk mengatasi hal ini, BKKBN melakukan terobosan penyuluhan proaktif door to door (pintu ke pintu) untuk penyuluhan kontrasepsi dan mempermudah cara mendapatkan layanan tersebut.

“BKKBN mengubah strategi. Penyuluh kini boleh membawa alat kontrasepsi yang disampaikan ke fasyankes. Kami juga membuka layanan KB di banyak titik, juga meluncurkan Gerakan Sejuta Akseptor dan melakukan pemasangan alat kontrasepsi gratis, mudah diakses dan tersedia,” katanya.

Duta Generasi Berencana (GenRe) Indonesia Putra 2021 Fiqih Aghniyan Hidayat menyebutkan, berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada 2020 ada lebih dari 64 ribu pengajuan dispensasi pernikahan anak bawah umur.

"Sebabnya, mungkin karena di masa pandemi anak tidak ke sekolah jadi akhirnya memilih menikah, serta adanya faktor ekonomi keluarga. Selain itu, karena terjadi kehamilan tidak diinginkan, di mana pola asuh keluarga kurang berjalan baik di masa pandemi ini,” jelas Fiqih.

Guna menekan lonjakan pernikahan dini tersebut, terdapat beberapa strategi preventif yang dijalankan oleh Duta GenRe bekerja sama dengan berbagai pihak.

Di antaranya, memberikan pendampingan sebagai konselor sebaya, memberikan bantuan logistik supaya meringankan beban keluarga terdampak, serta Gerakan Kembali Ke Meja Makan untuk membangun kembali pola asuh yang baik dan komunikasi keluarga.

Baca juga artikel terkait KELUARGA BERENCANA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali