Menuju konten utama

Amerika: Cina Adalah Negara Terburuk Tangani Kasus HAM

AS Sebut Cina negara dengan rezim terburuk perihal kemanusiaan

Amerika: Cina Adalah Negara Terburuk Tangani Kasus HAM
Pengunjuk rasa dari berbagai organisasi Islam menggelar aksi solidaritas terhadap Muslim Uighur di depan Kedubes Cina, Jakarta, Jumat (21/12/2018). ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan

tirto.id - Amerika Serikat menyebut Cina sebagai negara terburuk di seluruh dunia dalam menangani kasus kemanusiaan warga negaranya sendiri.

Laporan HAM tahunan Departemen Luar Negeri AS yang rilis pada Rabu (13/3/2019) ini menyebutkan, Cina merupakan negara yang melakukan penyiksaan sistemastis terhadap kelompok minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Laporan ini diterbitkan setiap tahun untuk mempromosikan hak asasi manusia secara global, termasuk kebebasan beragama atau memeluk kepercayaan, berekspresi, berkumpul secara damai, dan berserikat.

South China Morning Post menulis, setiap tahunnya Cina masuk dalam daftar merah laporan tahunan ini karena melarang kebebasan berbicara dan berkumpul, dan justru mengizinkan atau melakukan kekerasan terhadap kelompok etnis dan atau agama.

Sebelumnya, pada tahun 2018 laporan tersebut menyebut Cina, bersama dengan Rusia, Iran, dan Korea Utara sebagai “kekuatan ketidakstabilan” terhadap komitmen mereka menjaga HAM.

Namun, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyebut Cina berada pada taraf yang lebih ekstrim dalam urusan HAM.

“Tekanan pemerintah [Cina] terhadap kebebasan berpendapat, beragama, bergerak, berasosiasi, dan berserikat penduduk Tibet di Daerah otonomi Tibet dan area lainnya yang dihuni orang-orang Tibet dan Uighur dan etnis-etnis lain serta minoritas agama di Xinjiang bertambah buruk dan merupakan yang paling parah dari semua area negara tersebut,” tulis laporan tersebut.

Laporan tersebut menyebut bahwa selama tahun 2018 Cina secara signifikan melakukan kampanye intensif untuk penahanan masa kelompok minoritas di Xinjiang.

“Hari ini, lebih dari satu juta orang, etnis Kazakstan, dan kelompok muslim lainnya yang menjalani pencucian otak di kamp dan mereka dipaksa untuk menghapus keyakinan dan identitas etnis mereka,” kata Mike Pompeo dikutip The Hill.

Dia juga menambahkan bagaimana pemerintah Cina mempersekusi umat Kristen, Tibet, dan setiap kelompok yang mereka sebut mengancam ideologi Cina.

Beberapa waktu lalu Cina juga menyebut bahwa kekristenan merupakan alat ‘Barat’ untuk menumbangkan ideologi komunis pemerintah Cina.

“Mengumpulkan, dalam perkiraan kami, jutaan orang, menahan mereka dalam kamp, menyiksa mereka, menganiaya mereka, dan mencoba menghilangkan kultur dan agama mereka dari DNA mereka sendiri. Itu sangatlah mengejutkan,” tambahnya.

Kozak juga mengecam pemerintah Cina dan pemerintah Xinjiang yang mengatakan bahwa mereka hanya mengawasi sekolah-sekolah di perbatasan dan daerah Uighur untuk mencegah paham ekstrimisme tersebar.

Meskipun begitu, pengamat internasional tetap berpendapat bahwa apa yang dilakukan pemerintah Cina sangat mirip dengan kamp konsetrasi.

Baca juga artikel terkait CINA atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yulaika Ramadhani