Menuju konten utama

Beberapa Negara akan Terdampak Buruk Kenaikan Tarif Pajak AS-Cina

Sejumlah negara disebut akan terkena dampak buruk dari kebijakan kenaikan tarif pajak terhadap produk Cina yang masuk ke AS.

Beberapa Negara akan Terdampak Buruk Kenaikan Tarif Pajak AS-Cina
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

tirto.id - Taiwan, Malaysia, Singapura, Brazil, Korea Selatan, dan 6 negara lainnya berada di peringkat 10 besar negara yang akan terdampak buruk dengan ditetapkannya kenaikan tarif pajak terhadap produk Cina yang masuk ke AS.

Sebagai bagian dari perang dagang Cina-AS, Donald Trump mengumumkan akan menaikkan tarif pajak barang impor Cina.

Sebuah laporan yang rilis pada Rabu (13/3/2019), barang ekspor Cina lebih berpengaruh ke pasar berkembang (selanjutnya disebut EM, emerging market) daripada produk ekspor Amerika Serikat, sebagaimana diwartakan The Star.

“Banyak sektor ekonomi dan perusahaan diluar AS dan Cina akan terpengaruh karena keterkaitan pasokan dan rantai pendapatan mereka, [kenaikan tarif pajak tersebut] berpotensi meletakkan pertumbuhan ekonomi kepada resiko,” kata Craig Botham, ahli ekonomi pasar berkembang.

Cina dan AS sedang dalam tarik ulur perjanjian perdagangan selama dua bulan terakhir, mengancam pasar global yang terbebani dengan kerugian miliaran dolar AS.

Produk-produk Cina menguasai pasar global, terutama EM, sehingga ketika Cina mengalami beban terhadap kebijakan tarif ini, EM di Asia juga akan mengalami beban yang sama besar.

Pada sejumlah kasus, beberapa pasar akan mengalami kekurangan karena pasokan dari Cina terhambat, kemudian pemerintah ditekan untuk mengambil keputusan politik terkait hal tersebut.

“Pada putaran pertama, efek kenaikan tarif tidak akan berimbas banyak. Paling banter dampak tersebut terlihat di EM Asia, sedangkan pasar ekonomi tertutup seperti Brazil dan Cina lebih terisolasi di putaran perang dagang yang lebih besar,” lanjut Botham.

Melansir Forbes, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Steven Mnuchin segera mengunjungi Beijing untuk meluruskan sengketa perdagangan antara dua negara adidaya tersebut.

Tarif impor baru yang akan segera disahkan menyasar 1,3 ribu produk Cina yang masuk ke AS dan sekitar 106 produk bernilai tinggi dari AS ke Cina.

Kenaikan tarif ini didasari pada dugaan Trump bahwa Cina telah berlaku tidak adil terhadap AS perihal pembagian pasar.

Negara-negara Asia tenggara bergantung pada ekspor minyak mentah dan kelapa sawit. Akan tetapi, sebanyak 341 miliar dolar AS bergantung pada ekspor elektronik , permesinan, dan suku cadang kepada Cina dan AS.

Malaysia, sebagai contoh, ekspor tertinggi tahun lalu berada di sirkuit elektronik dan suku cadang.

Dengan naiknya tarif pajak, baik Cina maupun AS akan memperketat barang masuk ke negara masing-masing untuk menghemat anggaran, atau mungkin kedua negara tersebut akan meminta potongan harga yang cukup besar.

Demikian juga dengan Taiwan dan komoditi ekspor utamanya, teknologi tingkat tinggi (hi-tech).

CNCB mengulas beberapa negara yang paling terdampak terhadap kebijakan kenaikan tarif ini.

Di bidang teknologi, Filipina, Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan akan mengalami gangguan terbesar,sedangkan di bisnis automobil Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan akan mengalami kerugian yang besar.

Bagi negara-negara tersebut, Cina merupakan destinasi utama produk-produk mereka, dan kebijakan kenaikan tarif akan membuat Cina meminta potongan harga besar-besaran yang akan berimbas pada kelesuan pasar domestik.

Baca juga artikel terkait PERANG DAGANG AS-CINA atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo