tirto.id - Operasi untuk mengangkat amandel anak-anak sebenarnya bisa tidak diperlukan, bahkan lebih besar ketidakuntungannya. Karena anak-anak tidak membutuhkannya. Sebagian besar orang tua sebenarnya tidak perlu mengkhawatirkan soal amandel itu.
“Jika anak Anda sangat terkena dampaknya, bisa juga menjalani operasi, tetapi intinya, dalam keadaan paling parah sekalipun, anak tidak selalu memiliki masalah pada amandel. Tampaknya sakit mereka berasal dari tenggorokan dan itu tidak mengarah pada masalah jangka panjang,” kata Tom Marshall, profesor kesehatan masyarakat dan perawatan primer di Universitas Birmingham dilansir BBC.com.
Tetapi, Profesor Tom Marshall dan timnya di Universitas Birmingham menemukan, sebenarnya bisa saja dilakukan operasi. Tetapi hanya bila si anak telah menderita atau sakit tenggorokan lebih dari tujuh kali sakit tenggorokan dalam setahun atau tiga kali sakit tenggorokan per tahun selama tiga tahun berturut-turut.
Mereka menemukan hanya 2.144 (sekitar 12%) dari 18.000 anak yang memiliki amandel yang benar-benar parah untuk dioperasi.
Amandel merupakan dua massa jaringan yang terletak di belakang tenggorokan. Amandel berfungsi sebagai filter untuk menjebak kuman yang bisa saja masuk ke saluran udara dan menyebabkan infeksi.
Tetapi kadang-kadang amandel sendiri yang terinfeksi. Jika sudah terinfeksi, amandel akan membengkak dan meradang, suatu kondisi yang dikenal sebagai tonsillitis.
Tonsilitis sering terjadi, terutama pada anak-anak. Kondisi ini dapat terjadi sesekali atau sering kambuh. Sebagaimana dilansir Web MD, bakteri yang sering menjadi penyebab adalah bakteri Streptococcus (strep).
Masih dari sumber yang sama, gejala utama tonsilitis adalah peradangan dan pembengkakan amandel, kadang cukup berat sehingga saluran udara terblokir. Gejala lainnya yang dirasakan adalah kemerahan pada amandel dan kesulitan menelan atau bernapas melalui mulut.
Perawatan untuk tonsilitis akan bergantung sebagian pada penyebabnya. Untuk menentukan penyebabnya, dokter mungkin melakukan tes strep atau swab tenggorokan. Kedua tes tersebut bisa menjadi solusi.
Editor: Yulaika Ramadhani