tirto.id - Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan, pihaknya mendukung tindakan rekan koalisinya yaitu PPP untuk komunikasi politik dengan semua pihak termasuk dengan partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju yang merupakan pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Hasto mendukung komunikasi politik yang dilakukan oleh PPP dengan harapan dapat membuka kans partai tersebut untuk masuk ke Senayan.
“Nah dalam rangka survival sebagai partai kabah, ya kami dorong PPP untuk melakukan komunikasi-komunikasi politik karena itu menjadi bagian dari sejarah bangsa ini. Sehingga jangan sampai ada niatan untuk menghilangkan sejarah PPP tersebut," kata Hasto di Gedung MK, Selasa (16/4/2024).
Hasto menegaskan PPP mengalami kecurangan dan operasi politik saat Pemilu 2024. Menurut dia, PPP mengalami operasi politik karena mendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam Pilpres 2024.
“Karena ketika pemilu kemarin ada pihak-pihak yang melakukan operasi-operasi politik untuk mendorong partai tertentu termasuk PSI sehingga membuat PPP tergerus, itu hasil operasi politik," kata dia.
Menurut dia, seluruh partai politik yang ada di Indonesia saat ini memiliki tanggung jawab yang sama untuk mempertahankan PPP di Senayan. Hasto beralasan bahwa PPP adalah bagian dari sejarah yang tak boleh dihilangkan.
“PDI Perjuangan, kan, sangat berkepentingan agar rezim ini tidak menghilangkan sejarah partai kabah yang menjadi sahabat PDI Perjuangan," kata dia.
Di sisi lain, Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mengungkapkan, Koalisi Indonesia Maju membuka pintu bila PPP hendak bergabung. Namun, dia memberi catatan bahwa PPP tidak boleh meminta syarat jika diajak ataupun meminta bergabung.
“Kalau mau gabung, ya silakan. Sangat bagus. Yang penting jangan bikin syarat-syarat yang rumit. Semua harus dipercayakan kepada Prabowo-Gibran," kata Saleh.
Menurut dia, apabila PPP hendak gabung, seluruh partai Koalisi Indonesia Maju akan dimintai pendapat.
“Tentu akan sangat etis jika partai-partai pendukung yang selama ini sudah berjuang diajak bicara. Diminta pendapatnya. Dirumuskan bagaimana pola kerja sama. Dan tidak lupa pula dibicarakan apa yang akan diberi dan didapat. Itu lumrah saja di dalam politik,” kata Saleh.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz