tirto.id - Pasukan Komando Pasukan Katak (Kopaska) melakukan simulasi operasi penyergapan teroris di laut Teluk Jakarta saat kegiatan parade sailing pass TNI AL yang digelar, Kamis (2/10/2025) siang.
Berdasarkan pantauan wartawan Tirto dari atas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr. Radjiman Wedyodiningrat-992, operasi tersebut disimulasikan terjadi pada malam hari.
Pada mulanya, ada sebuah sinyal marabahaya yang diterima dari sebuah kapal bernama KM Bravo. Kapal itu disimulasikan tengah dikuasai oleh sekelompok teroris yang berencana akan meledakkan kapal di perairan Teluk Jakarta.
“Diketahui, posisi kapal dengan halu 270 dan akan berbelok mengarah ke Pelabuhan Tanjung Priok dengan kecepatan 3 knot,” tutur seorang narator melalui pengeras suara di KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992.
Untuk itu, KRI Semarang dijadikan sebagai kapal markas bagi para pasukan yang akan menyerbu KM Bravo tersebut. Operasi dimulai dengan mengerahkan Tim Alpha, yang terdiri dari pasukan Kopaska yang berlayar mendekat ke arah target dengan menggunakan perahu karet.

Pasukan itu sempat dihujani tembakan yang dilepaskan para teroris. Mereka pun membalas dengan tembakan yang diarahkan secara presisi ke arah KM Bravo. Terdengar letupan bunyi senjata yang menggelegar.
Setelahnya, pasukan Kopaska lain kembali mendekat ke arah KM Bravo untuk melakukan penyerangan. Sebanyak empat perahu karet Kopaska melaju kencang sambil mengeluarkan tembakan dari senapan mesin putar. Senapan mesin itu diketahui mampu menembakkan 2.000-6.000 peluru dalam waktu satu menit.
Perahu-perahu yang membawa pasukan Kopaska itu pun mulai mendekat ke arah KM Bravo agar pasukan dapat segera naik ke dalam kapal dan melumpuhkan para teroris. Sebuah pesawat juga ikut membantu operasi tersebut, dengan menerjunkan tiga orang personel menggunakan parasut.
Setelah tiga personel Kopaska yang melakukan terjun payung berhasil mendarat secara presisi di dalam kapal, para pasukan lainnya yang berada di perahu karet juga tampak mulai menaiki KM Bravo.
Sejumlah pasukan Kopaska tampak sempat melakukan aksi bela diri saat para teroris menyerang, sebelum akhirnya mampu melumpuhkan mereka.
Setelahnya, muncul sebuah helikopter dari Pusat Penerbangan TNI AL yang memberikan bantuan tembakan. Dua unit jetski juga bergerak menuju perimeter sambil melepaskan tembakan dari senjata RPG 40 MM.
Aksi simulasi operasi penyergapan teroris itu diakhiri dengan pawai 15 unit jetski yang melintas di sekitar KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992. Belasan jetski itu sempat membentuk formasi angka 80, dalam rangka menyambut HUT TNI ke-80.
Sebagai informasi, dalam kegiatan parade sailing pass ini, turut hadir Presiden Prabowo Subianto. Prabowo tiba di Kolinlamil Jakarta pada sekira pukul 10.00 WIB. Ia disambut oleh Panglima TNI, Jenderal TNI, Agus Subiyanto; Menteri Pertahanan (Menhan), Sjafrie Sjamsoeddin; serta Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI, Muhammad Ali.
Setibanya di Kolinlamil, Prabowo sempat menyapa para prajurit TNI AL yang menyambutnya di depan kapal. Setelahnya, ia pun langsung masuk ke dalam kapal.
“Hormat, grak!” seru para pasukan yang menyambut kedatangan Prabowo, Kamis.
Parade sailing pass itu dipimpin oleh kapal perang terbesar di Asia Tenggara yaitu KRI Brawijaya-320. TNI AL juga mengerahkan Pasukan Khusus Laut (Passusla) serta 51 unsur kapal perang yang terdiri dari 6 Fregat, 10 korvet, 2 Kapal Selam, 3 Kapal LST dan LPD, 16 Kapal Cepat, 2 Kapal Ranjau, 6 Kapal Patroli, 4 Kapal Bantu dan 2 Kapal Latih Taruna AAL yaitu KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
Masuk tirto.id


































