Menuju konten utama

Airlangga Sebut Studi Kelayakan PLTN RI dengan AS-Jepang Rampung

Usai studi kelayakan, proyek kerja sama SMR Indonesia dengan AS dan Jepang berlanjut ke perizinan, regulasi keselamatan, hingga kesiapan infrastruktur.

Airlangga Sebut Studi Kelayakan PLTN RI dengan AS-Jepang Rampung
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di Rumah Duka Kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (6/9/2025). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengeklaim kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat dan Jepang dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terus mengalami kemajuan.

Pasalnya, studi kelayakan (feasibility study) proyek pembangkit berjenis Small Modular Reactor (SMR) tersebut telah dirampungkan.

β€œIni salah satu yang kemarin sudah di-MoU-kan dengan Amerika dan Jepang. Teknologinya sekarang feasibility study-nya sudah selesai, sehingga berikutnya mengenai perizinan konstruksi dan yang lain sedang disiapkan pemerintah,” kata Airlangga dalam pemaparan di gelaran Kumparan Green Initiative Conference di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (17/9/2025).

SMR merupakan teknologi reaktor nuklir skala kecil yang disebut lebih efisien, fleksibel, dan aman dibandingkan reaktor konvensional. Teknologi ini diharapkan dapat memperkuat pasokan listrik bersih sekaligus mendukung transisi energi Indonesia.

Meski studi kelayakan telah rampung, perjalanan menuju operasional SMR masih panjang. Tahapan perizinan, regulasi keselamatan, hingga kesiapan infrastruktur dan SDM harus dirampungkan lebih dulu.

"Belum mulai ya, baru studinya," ujar Airlangga kepada wartawan.

Sebelumnya, transisi energi tersebut pernah disinggung Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2024 di Jakarta pada tahun lalu. Salah satu yang dibahas adalah rencana Indonesia membangun reaktor nuklir.

"Program satu lagi yang masuk adalah pengembangan energi berbasis nuklir, hampir semua negara sudah menengok nuklir," kata Airlangga dalam sambutannya.

Menurutnya, sumber energi ini bisa terus digunakan dalam kurun waktu 10–15 tahun mendatang. Terlebih, menghasilkan energi yang rendah polusi dan memiliki biaya yang relatif bersaing.

Selain itu, untuk pengembangan di Indonesia saat ini juga sudah ada komitmen bantuan dari negara lain.

"PLN menandatangani dengan Amerika dan Jepang untuk small modular reactor," katanya.

Pada tahun lalu, Amerika Serikat juga mengumumkan kerja sama pengembangan reaktor modular kecil pada PLTN di Kalimantan Barat. Rencananya, Indonesia Power yang merupakan anak usaha PT PLN (Persero) akan bekerja sama dengan perusahaan AS NuScale OVS LLC dan perusahaan Jepang JGC Corporation.

Baca juga artikel terkait NUKLIR atau tulisan lainnya dari Natania Longdong

tirto.id - Insider
Reporter: Natania Longdong
Penulis: Natania Longdong
Editor: Hendra Friana