tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, perekonomian Indonesia terus mengalami perbaikan di tengah pandemi COVID-19. Ia mengklaim tingkat kesembuhan pasien COVID-19 Indonesia meningkat dan semakin turunnya tingkat kasus aktif, bahkan lebih baik secara global.
"Alhamdulillah penanganan COVID-19 terus menunjukkan perbaikan, baik di tingkat kesembuhan maupun kasus aktif yang yang lebih baik dari global, serta perekonomian yang terus berjalan ke arah pemulihan yang relatif lebih cepat," ujar dia saat menjadi keynote speech di acara webinar Keuangan Berkelanjutan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Selasa (15/6/2021).
Airlangga menjelaskan, hingga saat ini masih banyak negara yang berjibaku menyelesaikan permasalahan pandemi dan ekonomi. Maka dari itu Indonesia membutuhkan cara lain untuk mencapai target pertumbuhan negara dengan mengevaluasi berbagai aspek yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas perekonomian, mulai dari aspek lingkungan, sosial dan tata kelola.
"Pandemi justru menjadi momentum bagi kita semua untuk mengevaluasi pentingnya penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam seluruh aktivitas ekonomi," kata dia.
Ia menekankan bahwa pemerintah tengah fokus untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan di semua sektor, termasuk keuangan. Hal ini pun sudah diatur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
"Dalam RPJMN tersebut pembangunan berkelanjutan telah ditetapkan sebagai salah satu aspek pengarusutamaan dengan tujuan untuk memberikan akses pembangunan yang adil dan inklusif serta menjaga lingkungan hidup. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan diharapkan mampu meningkatkan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya," kata dia.
Untuk memastikan transformasi ekonomi dan pembangunan berkelanjutan tetap berjalan di tengah upaya pemulihan ekonomi, pemerintah telah memprioritaskan sektor yang mengutamakan aspek keberlanjutan. Salah satu contohnya adalah mempromosikan pembangunan energi terbarukan seperti kebijakan mandatori B30 serta pemanfaatan panas bumi dan tenaga surya.
"Contoh lain adalah pertanian kelapa sawit berkelanjutan, ecotourism, pengembangan mobil berbasis listrik, serta pembangunan kawasan ekonomi khusus berwawasan lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan komitmen pemerintah terhadap Perjanjian Paris atau Paris Agreement di mana pembangunan berbasis rendah karbon terus diupayakan melalui penurunan jumlah dan intensitas emisi pada bidang prioritas yang meliputi energi, lahan, limbah industri, dan kelautan," jelas dia.
Pemerintah saat ini tengah fokus untuk mengejar realisasi dari target pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 yang bisa tumbuh hingga 7,1 persen hingga 8,3 persen. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Senin (14/6/2021) tampak mewaspadai dampak lonjakan kasus COVID-19 pada Juni 2021 terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021.
Berdasarkan data yang dihimpun Tirto, kasus COVID-19 mulai mengalami lonjakan secara signifikan. Per Minggu, 13 Juni 2021, kasus baru bertambah 9.868 kasus sehingga total kasus menjadi 1.911.358. Sedangkan kasus kematian bertambah 149 sehingga total menjadi 52.879 kasus meninggal.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Abdul Aziz