tirto.id - Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono, memaparkan sejumlah temuannya terkait dugaan ketidaknetaralan aparat pada Pemilu 2024. Aiman mencontahkan soal pemasangan kamera pengawas atau CCTV di KPU daerah yang terkoneksi dengan sejumlah Polres di Jawa Timur.
Aiman juga mengatakan ada intervensi aparat untuk memenangkan kandidat tertentu. Dia mengaku mendapatkan informasi dari beberapa rekan polisi yang keberatan karena diminta komandan mereka untuk membantu memenangkan Prabowo-Gibran dalam kontestasi Pemilu 2024.
“Ini firm. Tidak hanya satu (orang pemberi informasi), ada banyak yang menginformasikan kepada saya,” kata Aiman di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Sabtu (11/11/2023).
Ia juga mengutip pemberitaan soal dugaan pemasangan baliho Prabowo-Gibran yang dilakukan oleh anggota kepolisian.
Aiman pun mendapatkan pemberitahuan lain. “Seluruh Polres meminta penyelenggara dan pengawas pemilu, yakni KPU dan Bawaslu setempat, untuk mengintegrasikan kamera pengawasnya dalam kualitas high definition serta lengkap dengan audio, untuk diintegrasikan dengan Polres setempat," kata dia.
Hal itu, kata dia, berbahaya karena gerak-gerik penyelenggara pemilu dapat dipantau oleh kepolisian resor setempat. Bila kamera pengawas itu ditujukan untuk mengawasi surat suara usai pencoblosan pada Pemilu 2024, maka tak masalah. Tapi "pemantauan" ini dilakukan sebelum masa kampanye capres-cawapres dimulai –kampanye berlangsung pada 28 November 2023-10 Februari 2024.
Dampak lain “mata-mata” itu adalah bila ada hal-hal yang bisa dijadikan kasus, maka berpotensi intimidasi kepada penyelenggara dan pengawas pemilu, dan ujungnya malah memenangkan pasangan calon tertentu.
Bahkan, kata Aiman, dugaan memenangkan calon tertentu menguat karena ada pencopotan baliho Ganjar-Mahfud, sementara di sisi lain ada dugaan pemasangan baliho Prabowo-Gibran yang dilakukan oleh polisi.
Karena itu, Aiman minta persoalan-persoalan ini dituntaskan. “Saya imbau kepolisian tetap netral, menyuarakan nurani, dan berfungsi sesuai tupoksi Polri,” tutur dia.
Sementara terkait alasan dari Satpol PP bahwa ada baliho yang dicopot lantaran ada di depan sekolah dan gedung pemerintahan serta melanggar UU Pemilu, Aiman meminta, agar berlaku adil yakni tidak hanya baliho Ganjar-Mahfud yang diturunkan.
“Jangan dengan alasan normatif, lalu menzalimi salah satu pasangan, sementara pasangan lain dibiarkan melanggar aturan,” ujar Aiman.
Di Pematangsiantar, misalnya, ada dua orang pencopot baliho Ganjar yang terpasang di tiang listrik. Tidak diketahui secara pasti siapa para pencopot, karena mereka tak mengenakan seragam aparat.
Respons TKN Prabowo-Gibran
Wakil Komandan Bravo (Komunikasi) Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Herzaky Mahendra Putra, merespons soal tuduhan tersebut. “Kami semua berharap aparat negara, baik TNI, Polri, maupun ASN, bisa menjaga netralitas. Fokus menjaga sosial dan politik, menjaga agar pemilu berlangsung aman dan damai," ucap dia kepada Tirto, Sabtu (11/11/2023).
Politikus Partai Demokrat itu menegaskan, koalisinya ingin menang dalam pemilu yang demokratis, jujur dan adil. Bila ada aparat yang tak netral, maka pihak lain jangan menyerang membabi buta. Dia mempersilakan agar pihak itu mengumpulkan bukti, membuat laporan, dan mengungkap kepada publik.
“Janganlah berupaya membunuh karakter polisi. Jangan pula berupaya mendegradasi kualitas pemilu ini dengan hoaks, fitnah, maupun serangan-serangan tidak berdasar, tanpa bukti,” kata Herzaky.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Abdul Aziz