Menuju konten utama

AI Berpeluang Dimanfaatkan untuk Pelestarian Budaya di Tanah Air

Teknologi AI dinilai dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam kegiatan pelestarian budaya di Indonesia.

AI Berpeluang Dimanfaatkan untuk Pelestarian Budaya di Tanah Air
Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, saat menghadiri froum diskusi "Embracing AI in Arts & Culture" di Galeri Nasional, Jakarta, Jumat (14/11/2025). tirto.id/Natania Longdong.

tirto.id - Teknologi kecerdasan buatan (AI) dinilai berpotensi dimanfaatkan untuk pelestarian budaya. Menurut Founder Lotus & Curaweda Palagan Innotech, Azhar Muhammad Fuad, kehadiran AI membuka peluang besar di bidang sejarah dan kebudayaan.

"Tadinya saya enggak berpikir AI akan seluas ini. Biasanya Indonesia agak slow soal teknologi," kata Azhar dalam forum Embracing AI in Arts & Culture di Galeri Nasional, Jakarta, Jumat (14/11/2025).

Azhar menilai bidang sejarah dan budaya justru menjadi ruang yang sangat potensial bagi pengembangan AI. Namun, penggunaannya tetap harus mengedepankan etika dan moral, terutama dalam memvisualkan objek budaya yang memiliki nilai historis.

"Kenapa sejarah-budaya itu blue ocean untuk AI? Karena satu sisi, akurasi sejarah harus dipertahankan. Ini ngomongnya sudah i need legal properties nih, yang dijaga [publik] satu Indonesia, bahkan UNESCO menjaga," terang dia.

Meski penggunaan AI berkembang cukup pesat, Azhar mengakui pemakaiannya di bidang sejarah dan budaya tidak lepas dari resistensi, terutama di tema-tema sensitif. "Sejarah itu ditulis oleh pemenang, selalu ada potensi resistensi dari siapa yang menang dan menduduki sejarah," ujar dia.

Sementara itu, Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, mengatakan masih mempelajari berbagai kemungkinan pemanfaatan AI dalam sektor kebudayaan. Giring menilai AI dapat mempermudah kerja-kerja teknis maupun penelitian, tetapi masih perlu dikaji.

"Makanya saya lagi belajar [penggunaan AI untuk pelestarian budaya]. Misalnya AI dapat membantu para arkeolog untuk percepatan pemugaran sebuah candi," kata Giring kepada wartawan.

Menurut Giring, AI tak hanya bisa dimanfaatkan pada objek arkeologis, tapi juga seni rupa. "AI dapat membantu teman-teman di Galeri Nasional untuk dapat mengidentifikasi lukisan asli dan lukisan palsu. Itu kan bisa dibantu dari AI," ujar dia.

AI pun dapat dimanfaatkan dalam proses digitalisasi dan penerjemahan naskah kuno dari Indonesia, termasuk manuskrip di daerah yang selama ini sulit diakses oleh publik.

"AI dapat dipakai untuk mempermudah translation. Misalnya ada lontar-lontar, bisa kita digitalize, habis itu bisa langsung translate, misalnya datanya semua sudah dimasukkan. Jadi itu salah satu [contoh] pelestarian yang kita mau belajar," kata Giring.

Baca juga artikel terkait KECERDASAN BUATAN atau tulisan lainnya dari Natania Longdong

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Natania Longdong
Editor: Addi M Idhom