Menuju konten utama

80 Peserta Tes CPNS di Mataram Reaktif COVID-19

Dari 619 peserta tes CPNS di Kota Mataram, satu orang positif COVID-19, 80 reaktif COVID-19, dan sisanya nonreaktif.

80 Peserta Tes CPNS di Mataram Reaktif COVID-19
Panitia seleksi dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengawasi peserta ujian Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pemerintah daerah yang mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dengan Computer Assisted Test (CAT) di Banda Aceh, Aceh, Senin (10/2/2020). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/ama.

tirto.id - Sebanyak 80 peserta seleksi kompetensi bidang calon pegawai negeri sipil (CPNS) formasi Tahun 2019 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat diketahui reaktif COVID-19 berdasarkan hasil tes cepat yang dilaksanakan oleh dinas kesehatan dan RSUD Kota Mataram. Selain itu, terdapat satu orang dinyatakan positif COVID-19.

"Selain 80 orang dinyatakan reaktif COVID-19, satu orang peserta juga dinyatakan positif COVID-19 dan saat ini sedang menjalani proses isolasi," kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Mataram Baiq Nelly Kusumawati di Mataram, Senin (21/9/2020) dilansir dari Antara.

Jumlah peserta tes seleksi kompetensi bidang (SKB) di Mataram sebanyak 619 orang, tapi 19 orang berasal dari luar kota sehingga mengikuti tes di masing-masing UPTD.

Jadi ada 600 peserta CPNS yang mengikuti rapid test COVID-19 gratis di Dinkes dan RSUD Kota Mataram, dengan hasil satu positif COVID-19, 80 reaktif COVID-19, dan sisanya nonreaktif.

Menurutnya, sebanyak 80 orang peserta tes CPNS dengan status reaktif COVID-19 itu tetap memiliki hak untuk mengikuti tes SKB, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

Akan tetapi, mereka diberikan ruangan tersendiri agar bisa lebih aman dan nyaman selama mengikuti tes, dengan standar protokol kesehatan COVID-19 yang maksimal.

"Sementara peserta yang sehat berada di ruangan biasa yang telah disiapkan dengan kapasitas sekitar 40 orang. Namun juga tetap menerapkan protokol COVID-19," katanya.

Nelly mengatakan peserta seleksi CPNS yang dinyatakan positif COVID-19 tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG) dan bertugas di UGD RSUD Kota Mataram dengan status pegawai tidak tetap (PTT).

"Prinsipnya, semua peserta tes SKB memiliki hak meskipun sedang dalam posisi sakit berat ataupun positif COVID-19. Pihak BKN akan mencarikan jadwal dan cara terbaik agar peserta bisa ikut tes," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Mataram Ahyar Abduh meminta kepada 80 orang peserta seleksi kompetensi bidang calon pegawai negeri sipil (CPNS) formasi tahun 2019, yang dinyatakan reaktif COVID-19, harus isolasi mandiri.

"Setelah selesai tes kompetensi bidang CPNS, harus segera kembali ke rumah untuk isolasi mandiri dan hindari melakukan interaksi dengan siapapun," kata Ahyar.

Ahyar mengatakan proses isolasi mandiri harus dilakukan sesuai dengan SOP protokol kesehatan COVID-19. Khusus untuk ikut tes seleksi menjadi pengecualian karena berdasarkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan mereka dibolehkan ikut dengan catatan harus ditempatkan pada ruangan tersendiri.

"Jadi peserta-peserta yang reaktif COVID-19 tetap bisa ikut tes pada ruangan khusus yang telah disiapkan, agar lebih nyaman dan aman termasuk bagi peserta lainnya," katanya.

Sebagai tindak lanjut, kata Ahyar, Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Mataram akan melakukan pelacakan terhadap peserta tes CPNS yang teridentifikasi reaktif COVID-19, sekaligus melakukan penyemprotan cairan disinfektan di lingkungan masing-masing.

"Hal itu dimaksudkan untuk menghindari terjadinya penyebaran penularan COVID-19," katanya.

Menyinggung tentang hasil pemantauan kegiatan tes CPNS di masa pandemi COVID-19, wali kota menilai, proses pelaksanaan sudah cukup baik dan ketat menerapkan protokol COVID-19, sejak peserta datang ke lokasi.

"Meskipun saya prihatin dengan 80 orang peserta yang dinyatakan reaktif COVID-19 sehingga mereka harus tes terpisah dan satu peserta positif COVID-19 harus dijadwalkan ulang untuk tes di BKN," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi mengatakan, peserta tes CPNS yang terindentifikasi reaktif COVID-19, disarankan pada hari ke 10 datang ke dinas kesehatan atau puskesmas untuk melakukan tes cepat kedua.

"Silakan datang ke puskesmas untuk rapid test lagi, agar mengetahui status kesehatan. Reaktif tidak menjamin hasilnya tes usap (swab) positif, jadi jangan khawatir," kata Usman.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Bayu Septianto