Menuju konten utama

8 Tradisi Menyambut Idul Fitri di Berbagai Daerah di Indonesia

Tradisi menyambut Idul Fitri di berbagai daerah di Indonesia di antaranya adalah Meugang/Makmeugang di Aceh hingga Grebeg Syawal di Jogja.

8 Tradisi Menyambut Idul Fitri di Berbagai Daerah di Indonesia
Abdi dalem Keraton Yogyakarta membawa gunungan saat acara tradisi Grebeg Syawal 1438 di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Senin (26/6). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko.

tirto.id - Idul Fitri merupakan hari besar umat Islam yang dirayakan setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Idul Fitri sendiri memiliki makna mendalam dan ada keutamaan di dalamnya yang sayang jika dilewatkan.

Dikutip dari laman NU Online, kata "id" berasal dari akar kata "aada-yauudu" yang berarti kembali. Sementara "fitri" berasal dari akar kata "fathoro-yathiru" dan berarti suci atau bersih dari segala dosa.

Idul Fitri pun bisa dimaknai dengan kembalinya umat Islam dalam keadaan yang suci. Hal ini dikarenakan seseorang yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan baik akan diampuni dosa-dosanya dan diibaratkan seperti bayi yang baru lahir ke dunia.

Sementara itu, keutamaan Idul Fitri terletak pada ibadah shalat id yang dilaksanakan sebanyak dua rakaat. Shalat Idul Fitri sendiri termasuk shalat sunnah muakkadah (sangat dianjurkan).

Melansir NU Online, diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad, nabi sendiri pernah bersabda bahwa Allah berjanji akan mengampuni dosa umat-Nya yang telah menjalankan ibadah puasa dan melaksanakan shalat Idul Fitri. Itulah kenapa Idul Fitri menjadi hari yang sangat istimewa dan membahagiakan bagi seluruh umat Islam di dunia.

8 Tradisi Menyambut Idul Fitri di Berbagai Daerah di Indonesia

Masyarakat Indonesia menyambut dan merayakan Idul Fitri dengan banyak cara. Tradisi yang paling umum dilakukan adalah dengan menyiapkan hidangan khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, hingga berbagai jenis kue kering sebagai suguhan saat silaturahmi.

Tak hanya itu, mayoritas warga Indonesia juga menyambut Lebaran dengan tradisi mudik, ziarah makam, membagikan parsel atau hampers, hingga mengadakan halal bi halal setelah shalat Idul Fitri.

Namun, Indonesia terdiri dari banyak budaya lokal dengan keunikannya masing-masing. Setiap daerah pun punya tradisi tersendiri dalam menyambut hari Idul Fitri, berikut beberapa contohnya seperti dikutip dari laman Indonesia Baik:

1. Meugang/Makmeugang (Aceh)

Masyarakat Aceh punya tradisi menyembelih sapi atau kambing dalam jumlah banyak yang biasa disebut dengan tradisi Meugang. Tradisi ini tak hanya dilakukan saat Idul Fitri, tapi juga saat Ramadhan dan Idul Adha.

Daging sapi atau kambing yang sudah disembelih akan dimasak dan dibawa ke masjid. Setelah itu, seluruh warga akan mengadakan makan bersama sehingga tercipta suasana kekeluargaan yang akrab.

2. Bakar Gunung Api (Bengkulu)

Tradisi ini juga disebut dengan Ronjak Sayak. Tradisi asal Bengkulu ini dilakukan saat malam takbiran menjelang Idul Fitri. Caranya dengan menumpuk batok kelapa hingga tinggi lalu dibakar dari bagian paling atas. Menurut situs Beautiful Indonesia UMM, tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur sekaligus doa bagi arwah keluarga dan para leluhur.

3. Batobo (Riau)

Tradisi Batobo biasanya dilakukan saat ajang silaturahmi, khususnya ketika ada perantau yang pulang ke kampung halamannya dan bertemu kembali dengan keluarga. Pada tradisi ini, perantau yang mudik menjelang Lebaran akan diberi sambutan khusus. Ia akan diarak oleh rombongan yang memainkan rebana dan diantar menuju tempat berbuka puasa bersama.

4. Bedulang (Bangka)

Tradisi Bedulang dilakukan tepat setelah pelaksanaan shalat Idul Fitri. Tradisi ini dilakukan dengan cara saling bersalam-salaman, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama di halaman masjid.

5. Grebeg Syawal (Yogyakarta)

Grebeg Syawal dilaksanakan menjelang Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal. Tradisi ini digelar di lingkungan Keraton Yogyakarta dengan menyediakan gunungan berupa tumpukan hasil bumi. Gunungan tersebut biasanya akan diarak terlebih dahulu sebelum kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat yang sudah menunggu di alun-alun.

6. Ngejot (Bali)

Umat Islam yang ada di Bali akan memberikan makanan kepada para tetangga menjelang Hari Raya Idul Fitri. Makanan yang diberikan biasanya dalam bentuk kue, makanan siap saji, atau buah-buahan.

Tradisi yang dilakukan turun-temurun ini merupakan ungkapan rasa terima kasih kepada sesama karena sudah memupuk rasa kebersamaan dan toleransi. Tradisi ini juga menjadi simbol kerukunan antar umat beragama di Bali sehingga kehidupan masyarakat di sana tetap berjalan harmonis.

7. Perang Topat (Lombok)

Perang Topat merupakan tradisi dari Lombok yang biasa dilakukan enam hari setelah perayaan Idul Fitri. Sesuai namanya, tradisi ini dilakukan dengan cara saling melempar ketupat yang merupakan makanan khas Lebaran.

8. Ngadongkapkeun (Banten)

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Banten setelah melaksanakan shalat Idul Fitri. Ngadongkapkeun dilakukan dengan cara sungkeman sekaligus memanjatkan doa-doa baik sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Allah SWT.

Baca juga artikel terkait LEBARAN 2023 atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari