tirto.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut terdapat 78 konflik sosial yang terjadi sepanjang 2023.
"Konflik antarkelompok atau SARA 65, konflik vertikal 7, dan konflik SDA atau lahan 6," ungkapnya di Rupatama Mabes Polri, Rabu (27/12/2023).
Ia menambahkan, beberapa peristiwa yang menonjol selama 2023 adalah konflik karyawan PT GNI di Morowali pada 14 Januari, konflik pembakaran di Wamena karena isu penculikan anak pada 23 Februari, konflik Rempang pada 11 September, konflik warga dengan perusahaan di Seruyan pada 7 Oktober, konflik simpatisan partai di Magelang pada 15 Oktober, dan konflik antarormas di Bitung pada 25 November.
Kapolri membeberkan, dari 78 konflik sosial, terdapat 355 korban terdampak. Sebanyak 316 korban luka-luka dan 39 korban meninggal dunia.
Polri, kata Listyo, terus melakukan pemetaan untuk mencegah dampak konflik sosial yang meluas. Dari pemetaan itu, diperoleh 506 potensi konflik berlatar belakang SDA atau lahan, 123 berpotensi konflik SARA, dan 33 berpotensi konflik vertikal.
"Dari pemetaan konflik, terdapat 663 potensi konflik di seluruh Indonesia," ujarnya.
Ditegaskan Listyo, Polri memiliki standar operasional prosedur (SOP) dalam penanganan kasus konflik sosial di masyarakat. Apabila konflik sosial tidak terhindar, maka penggunaan kekuatan dan pengendalian sesuai perkap yang berlaku.
Menurut Listyo, dirinya sudah mengeluarkan tiga telegram untuk mencegah terjadinya konflik sosial. Telegram pertama dengan nomor STR/506/IX/PAM.3/2023 tertanggal 15 Agustus 2023.
Kemudian, STR/604/IX/PAM.3/2023 tertanggal 12 September 2023. Terakhir, STR/2145/IX/REN.414/2023 tertanggal 27 September 2023.
"Pelatihan dan penanganan konflik humanis menjadi prioritas Polri," pungkasnya.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Irfan Teguh Pribadi