tirto.id - Salah satu syarat wajib untuk berpuasa adalah telah baligh atau masa pubertas. Akan tetapi, tidak sedikit orangtua yang telah mengajarkan anaknya yang masih kecil dan belum baligh untuk berpuasa.
Hal tersebut sah saja untuk dilakukan sebab berpuasa sebagai salah satu ibadah dalam agama Islam harus dilatih sejak dini.
Idealnya, para orangtua dapat melatih anak untuk berpuasa sejak si kecil berusia 7 tahun. Oleh karena si kecil yang masih dalam tahap belajar, para orangtua dapat mengajaknya berpuasa selama beberapa jam saja dalam sehari.
Di sisi lain, Khaleej Times menyarankan para orangtua untuk menjelaskan kepada si kecil arti berpuasa. Apabila anak tahu dan paham dengan jelas tentang puasa, mereka akan terinspirasi untuk melakukannya tanpa paksaan.
Pengetahuan berpuasa yang harus dibagikan tentang puasa antara lain terkait perilaku yang baik, membantu yang membutuhkan, menghindari berbicara berlebihan atau menggunakan bahasa kasar, hingga menjalankan salat tepat waktu.
Sementara itu, para orangtua juga harus memberikan kesan yang menyenangkan terkait puasa Ramadan agar si kecil juga menyukainya.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan para orang tua untuk membantu anak menikmati puasa Ramadan seperti dilansir Gulf News:
1. Jangan terlalu memaksa anak
Jelaskan pentingnya berpuasa untuk anak dan biarkan mereka mengamati rutinitas yang orangtuanya lakukan selama sebulan. Dengan hal tersebut, maka akan mendorong anak untuk terlibat lebih jauh berpuasa.
Biarkan si kecil untuk mencoba dan berpuasa setengah hari atau satu hari selama akhir pekan.
Di sisi lain, melibatkan mereka dalam waktu shalat dan waktu sahur akan memberi mereka perasaan dewasa sehingga mereka akan terpesona dengan tradisi dan suka terlibat.
Dengan melibatkan mereka dan menjadikan mereka bagian dari Ramadan seperti saat membaca Al-Quran bersama, membantu mengatur waktu sholat, menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa, dan mengundang keluarga dan teman-teman.
Hal ini akan membuat mereka merasa menjadi bagian dari sesuatu yang istimewa yang memberi mereka rasa tanggung jawab di bulan Ramadan.
2. Tekankan pada kebajikan dan nilai-nilai
Jika anak dirasa terlalu muda untuk bisa berpuasa atau kesulitan bangun pagi untuk ikut sahur, anak masih bisa menjadi bagian dari Ramadan.
Caranya, para orang tua dapat membantu mereka memahami prinsip-prinsip moral yang dapat dilakukan selama bulan suci.
Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk bersikap baik satu sama lain, menyumbang kepada yang kurang beruntung, menunjukkan kontrol diri dan kemauan, dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
Selain itu, si kecil dapat pula diajarkan untuk mengembangkan rasa kebersamaan dan juga rasa syukur.
Hal tersebut adalah pelajaran hidup yang penting yang bisa dipelajari semua anak tanpa memandang agama mereka melalui kehidupan mereka untuk membangun masyarakat yang sehat.
3. Menanamkan rasa bangga
Terkadang, anak-anak merasa malu untuk berbagi kepercayaan agama yang telah mereka pelajari dengan teman-teman mereka yang mungkin berbeda. Terutama ketika mereka belum dijelaskan pemahaman di balik beberapa kebiasaan, salah satunya berpuasa.
Ada baiknya para orang tua untuk terus memberi anak-anak rasa memiliki atas keyakinan mereka, serta pemahaman yang baik terkait keyakinan mereka.
Biarkan anak merasa aman dengan ide-ide ini sehingga mereka bersemangat untuk membagikan tradisi dalam keyakinan mereka dengan teman atau lingkungannya.
Cara ini benar-benar akan memberi mereka rasa percaya diri yang merupakan tonggak penting bagi anak-anak untuk bangga dengan budaya mereka.
4. Memberitahukan kepada gurunya
Untuk memastikan anak nyaman berpuasa di lingkungan sekolah, merupakan ide yang bagus untuk memberi tahu guru anak terkait hal tersebut.
Beri tahu guru si kecil jika mereka mengikuti puasa Ramadan. Hal ini akan membuat guru mengetahui bahwa anak diharuskan mengikuti rutinitas Ramadan yang lain.
5. Tunjukkan kontrol diri dan disiplin
Sebagai orang tua, adalah tugasnya untuk mengajarkan anak-anak tentang beribadah di bulan Ramadan.
Anak-anak akan meniru apa yang mereka lihat, jadi jika orangtua mampu menunjukkan rasa penting yang kuat selama bulan Ramadan, anak pun akan memahaminya.
Para orang tua tidak bisa hanya memberi tahu dan mengharapkan anak-anak untuk belajar tanpa melalui teladan dan imitasi.
Oleh karenanya, merupakan hal penting untuk menunjukkan kepada mereka bagaimana cara orang tua beribadah pada bulan suci Ramadan.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dhita Koesno