Menuju konten utama

10 Cara Ajarkan Anak Pola Hidup Bersih: Rajin Mandi dan Cuci Tangan

Cara mengajarkan anak hidup sehat dan bersih: mulai dari mandi hingga menjaga kebersihan toilet.

10 Cara Ajarkan Anak Pola Hidup Bersih: Rajin Mandi dan Cuci Tangan
Ilsutrasi mengajari anak cuci tangan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Semua orang tua tentu ingin anaknya sehat dan terhindari dari berbagai macam penyakit. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat kepada si kecil.

Pasalnya, sebagian besar penyakit dapat dihindari sedini mungkin dengan pola hidup yang teratur dan menjaga kebersihan.

Kebiasaan baik tersebut akan berdampak positif bagi anak, terlebih saat anak bertambah usia dan mendekati masa pubertas.

Health Direct menuliskan, adanya ruang pembicaraan yang jujur dan terbuka antara anak dan orang tua terkait menjaga kebersihan akan membantu mengatasi masalah tersebut, yang kerap kali muncul dan sulit saat anak beranjak dewasa.

Lantas bagaimana cara ajarkan dan terapkan pola hidup dan bersih kepada anak? Berikut adalah beberapa di antaranya, seperti dilansir Healthline:

1. Mencuci rambut

Si kecil dapat mencuci rambut mereka dua atau tiga kali per minggu. Apabila mereka mencuci rambut terlalu sering, kulit kepala dapat menjadi kering dan membuatnya lebih rentan terhadap ketombe.

Sementara ketika anak-anak memasuki usia remaja, terkadang membuat rambut mereka akan lebih berminyak yang dipengaruhi oleh hormon masa pubertas.

Di masa ini, sarankan mereka untuk mencuci rambut dengan sampo setidaknya setiap hari.

2. Mandi

Ada anak yang membenci mandi, atau sebaliknya. Untuk mengatasi si kecil yang tidak mau mandi, dapat mengakalinya dengan seolah-olah mengajaknya bermain.

Mintalah anak mengenakan pakaian renang, kemudian tempatkan ke dalam bak mandi dengan handuk kecil, semangkuk air hangat, sabun, dan semangkuk air hangat membilas.

Sementara itu, pastikan si kecil tahu bagaimana mandi yang benar agar tubuh bersih.

Pakai waslap, masukkan ke dalam air sabun sebelum menggosok bagian tubuh. Kemudian, masukkan kembali ke dalam air bersih sebelum mengulangi menggosok tubuh.

3. Ajarkan perawatan kulit

Balita dan anak-anak prasekolah masih membutuhkan orang tua untuk membantu mereka merawat kulit.

Pada usia ini, masalah kulit yang sering muncul adalah ruam, benjolan, hingga bekas luka yang terjadi akibat si kecil bermain.

Sebelum anak berpakaian setelah mandi, bantu mereka memeriksa kulit dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Hal ini untuk memastikan si kecil tidak memiliki luka kulit baru yang perlu dirawat.

4. Perawatan kulit untuk remaja

Tidak hanya rambut, kulit remaja juga akan lebih berminyak di masa pubertas.

Ajarkan anak untuk rutin mencuci wajah setidaknya dua kali sehari dengan air dan sabun khusus wajah untuk cegah masalah kulit termasuk jerawat.

Sementara itu, ajarkan pula agar anak menghindari memencet jerawat. Tangan yang tidak dicuci terlebih dahulu, akan menyebabkan jerawat menjadi lebih parah jika terus disentuh.

Untuk rias wajah, pastikan anak tahu bahwa berbagi alat riasan dapat menyebarkan infeksi. Pastikan anak untuk membersihkan riasannya terlebih dahulu sebelum tidur.

Tidur dengan kondisi wajah masih penuh make up akan berdampak buruk bagi kulit, salah satunya adalah jerawat dan break out.

5. Kebersihan mulut

Membersihkan gigi dan gusi dapat mencegah berbagai masalah kesehatan, termasuk bau mulut, gigi berlubang, bahkan penyakit jantung di kemudian hari.

Waktu yang tepat untuk membersihkan gigi dan mulut ialah setelah selesai makan, atau setidaknya dua kali sehari.

Anak yang berusia lebih tua, dapat membawa sikat gigi di tas mereka sehingga dapat menyikatnya di sekolah.

Sementara untuk yang berumur lebih muda, beritahu tentang cara menyikat gigi yang benar dan pentingnya menjaga gigi dan mulut tetap bersih.

6. Perawatan ketiak

Keringat dapat memicu bau badan pada usia yang berbeda, tetapi sering muncul pada sekitar usia 9 atau 10 tahun. Bicaralah dengan anak tentang pentingnya membersihkan ketiak, terutama setelah latihan olahraga.

Di samping itu, dapat pula membelikannya antiperspiran atau deodorant untuk mengendalikan bau badan anak.

Deodoran akan mengatasi bakteri dan menambahkan aroma, sementara antiperspirant membantu meminimalkan keringat.

7. Cuci tangan

Mencuci tangan adalah hal penting dari praktek kebersihan yang baik.

Ajarkan anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah bermain di tanah atau dengan hewan peliharaan, dan setelah berhubungan dengan seseorang yang sakit.

Hal tersebut dapat menjadi cara terbaik untuk menghilangkan kuman.

Selain itu, ajarkan pula si kecil untuk mencuci tangan dengan metode yang benar setidaknya selama 20 detik.

Larutan pembersih tangan atau pembunuh kuman tidak seefektif sabun dan air, jadi gunakanlah sebaiknya hanya dalam keadaan darurat.

8. Kuku

Kuku menjadi salah satu tempat bakteri berkembang biak. Kuman yang hidup di bawah kukudapat dengan mudah pindah ke mata, hidung, dan mulut mereka.

Praktikkan cara memotong kuku, dan bantu anak menggosok kotoran dari bawah kuku mereka sebelum tidur.

9. Ketika di toilet

Ketika si kecil telah mampu untuk mandi, buang air kecil dan besar secara mandiri di toilet, maka harus mengajarinya juga tentang pentingnya menjaga kebersihan toilet.

Ajari mereka membersihkan bagian kelamin secara menyeluruh mulai dari depan ke belakang.

Setelahnya, katakan kepada anak untuk mencuci tangan mereka setelah selesai. Kebiasaan sehat ini akan membantu meminimalkan iritasi dan mencegah infeksi.

10. Siklus menstruasi

Ketika anak perempuan telah memasuki masa pubertas, ia akan mulai menstruasi. Di masa ini, ada beberapa kebiasaan higienis khusus untuk kebutuhannya.

Ajarkan anak untuk mencatat, atau setidaknya mengingat siklus menstruasinya sehingga ia tahu kapan harus menyediakan produk kesehatan wanita.

Namun, periode menstruasi mungkin akan tidak teratur pada dua tahun pertamanya jadi bimbing anak untuk belajar terkait tubuh dan dirinya sendiri.

Baca juga artikel terkait MENGAJARKAN ANAK CUCI TANGAN atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dhita Koesno