tirto.id - Setiap orang pasti pernah melamun dan membayangkan hal yang membahagiakan, apalagi jika sedang libur dan tak melakukan kegiatan apa-apa, ini termasuk sesuatu yang menyenangkan.
Walau sering dianggap buang-buang waktu dan tidak berguna, melamun ternyata memiliki sejumlah dampak positif bagi kehidupan manusia.
Melamun dapat diartikan sebagai kondisi ketika seseorang membayangkan atau memimpikan sesuatu dalam keadaan sadar/terjaga.
Saat melamun, pikiran kita bisa melayang ke tempat lain. Kesadaran terhadap keadaan sekitar juga biasanya akan menurun, bahkan kadang terputus total.
Sejumlah penelitian menemukan fakta bahwa melamun memberikan keuntungan tersendiri, khususnya bagi kesehatan mental. Meski demikian, melamun juga bisa membahayakan jika dilakukan secara berlebihan.
Menurut laman Walden University, melamun yang melewati batas sering disebut sebagai maladaptive daydreaming (MDD).
MDD terjadi ketika seseorang melamun secara intens dan dalam waktu yang lama. Mereka umumnya juga menarik diri dari dunia nyata karena menganggap realita sebagai hal yang tidak menyenangkan.
MDD tentunya bukan termasuk melamun yang menyehatkan dan butuh bantuan profesional untuk menanganinya.
Namun jika hanya dilakukan sesekali dan tidak sampai mengganggu kehidupan nyata, melamun justru bisa sangat menguntungkan.
5 Manfaat Melamun Menurut Penelitian
Dilansir dari situs VeryWell Mind, berikut beberapa dampak positif dari melamun:
1. Mengurangi stres dan kecemasan
Melamun berarti mengabaikan dunia di sekitar kita. Pikiran kita akan mengalir dengan bebas sehingga membuat mental lebih rileks.
Saat melamun, otak kita juga berada dalam frekuensi gelombang alfa. Saat berada dalam zona alfa inilah kita menjadi tenang dan tidak memikirkan sesuatu secara terpaksa.
Karena sama-sama membuat otak berada dalam gelombang alfa, maka melamun juga sama seperti meditasi. Itulah kenapa melamun bisa dijadikan alat untuk mengatasi rasa stres dan kecemasan.
2. Membantu menyelesaikan masalah
Setelah merasakan ketenangan dari aktivitas melamun, pikiran juga akan menjadi lebih segar dari sebelumnya. Hal ini memudahkan kita untuk menghadapi sekaligus menyelesaikan suatu masalah.
Melamun terkadang mampu menciptakan ide-ide baru atau membuat kita melihat permasalahan dari sudut pandang berbeda.
Jadi, daripada terlalu fokus dengan masalah dan berpikir terlalu keras, cobalah untuk rileks sejenak dengan melamun. Begitu pikiran kembali segar, Anda mungkin akan lebih mudah menemukan solusinya.
3. Memaksimalkan kinerja otak
Melamun berarti mengaktifkan bagian-bagian otak yang berbeda. Saat melamun, fisik kita biasanya dalam kondisi terdiam, tapi otak kita sebenarnya sedang bekerja dengan cara yang menakjubkan.
Melamun melibatkan berbagai aspek dari otak. Mulai dari area otak yang bertanggung jawab dalam hal pemecahan masalah hingga bagian otak yang mengatur kreativitas, semuanya bekerja secara bersamaan.
4. Membantu mencapai tujuan
Dalam dunia psikologi olahraga, melamun secara sengaja dan terstruktur sering dilakukan oleh para atlet.
Hal ini bertujuan untuk melatih mental sekaligus menjadi motivasi untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Jika Anda tertarik, cobalah melamun dan bayangkan tujuan atau target hidup yang ingin dicapai. Hal ini akan membuat Anda memikirkan langkah apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana cara mengatasi kendala yang ada.
Secara tidak langsung, Anda sudah mulai menyusun rencana untuk mencapai tujuan. Rencana dalam khayalan itulah yang akan memudahkan Anda untuk bergerak dan mewujudkan hal-hal yang diimpikan.
5. Merangsang kreativitas
Melamun termasuk olahraga otak yang dapat merangsang kreativitas. Penelitian pun membuktikan bahwa melamun berkaitan erat dengan tingkat kreativitas yang tinggi.
Salah satu contohnya adalah studi yang dipublikasikan di National Library of Medicine. Dalam studi tersebut, sekelompok mahasiswa diminta memikirkan kegunaan/manfaat sebanyak-banyaknya dari barang yang dapat ditemukan sehari-hari, misalnya tusuk gigi.
Hasilnya, partisipan yang melamun terlebih dahulu ternyata lebih kreatif dan cenderung memikirkan banyak ide baru. Sementara mereka yang tidak melamun dan lebih fokus memikirkan permasalahan justru kurang begitu produktif.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno