Menuju konten utama

5 Faktor yang Bisa Tingkatkan Risiko Katarak pada Mata

Faktor yang bisa meningkatkan risiko katarak pada mata: diabetes, konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan kortikosteroid, kebiasaan merokok, dan paparan ultraviolet.

5 Faktor yang Bisa Tingkatkan Risiko Katarak pada Mata
Ilustrasi Katarak. foto/istockphoto

tirto.id - Katarak merupakan salah satu penyakit yang berkontribusi paling tinggi terhadap kebutaan pada sebagian besar orang di dunia.

Dilansir dari laman resmi Depkes, Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Dr. Muhamad Sidik, Sp.M(K) pada tahun 2018 mengatakan, setidaknya ada satu juta kasus kebutaan di Indonesia yang disebabkan oleh katarak. Tetapi, penyakit katarak bisa diatasi dengan cara operasi.

“Operasi katarak adalah operasi paling efektif paling efisien, paling menimbulkan benefit paling tinggi daripada tindakan prosedur lainnya, sehingga orang yang tadinya tidak produktif jadi produktif lagi” kata Dr.Sidik.

Kebutaan karena katarak disebabkan oleh munculnya lapisan keruh di lensa mata yang menghalangi cahaya masuk mata. Lapisan keruh tersebut merupakan tumpukan protein. Gumpalan protein ini akan semakin menebal seiring bertambahnya usia manusia.

Kebanyakan katarak berkembang ketika usia tua atau cedera yang mengubah jaringan dalam lensa. Hal inilah mengapa para ahli mengatakan bahwa usia merupakan faktor utama penyebab seseorang terkena katarak.

Namun ternyata, ada beberapa penyebab lain yang meningkatkan risiko seseorang menderita katarak, seperti berikut ini.

1. Diabetes

Penderita diabetes tidak hanya berisiko terkena katarak di usia tua, tetapi justru pada usia yang lebih muda.

Dilansir dari Charlote Eye Ear Nose and Throat Associates (Ceenta), hal ini disebabkan oleh pengumpulan sorbitol dalam lensa yang dapat memengaruhi sel dan protein di dalam mata.

Sorbitol sendiri terbentuk karena penderita diabetes tidak memiliki kontrol atas kadar glukosa yang menyebabkan munculnya suatu enzim yang dapat mengubah glukosa menjadi sorbitol.

2. Konsumsi alkohol berlebihan

Harvard menyebutkan, konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko katarak. Dalam sebuah studi menemukan bahwa wanita yang minum satu atau lebih minuman beralkohol per hari memiliki kemungkinan 11 persen lebih tinggi terkena katarak dibandingkan yang tidak.

Alkohol bahkan dapat menyebabkan kebutaan pada janin. Hal ini karena alkohol dapat menghambat perkembangan saraf optik pada janin.

3. Penggunaan kortikosteroid

Dalam sebuah studi pada tahun 2006 silam menunjukkan bahwa penggunaan kortikosteroid dalam dosis tinggi serta jangka waktu yang panjang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita katarak.

Kortikosteroid sendiri merupakan obat-obatan yang mengandung senyawa stereoid dan protein yang tinggi. Obat ini biasa digunakan untuk pengobatan alergi, pegal-pegal, ataupun penyakit autoimun seperti lupus. Obat ini biasa beredar dalam bentuk inhaler, lotion, tablet, maupun sirup.

4. Kebiasaan merokok

Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahaya rokok bagi kesehatan, termasuk kesehatan mata.

Dilansir dari Health, perokok berat, yang mengonsumsi 15 batang atau lebih memiliki risiko terkena katarak hingga tiga kali lipat dibanding yang bukan perokok.

Hal ini karena konsumsi rokok juga meningkatkan diabetes serta komplikasi Ritnopati Diabetik yang dapat mengakibatkan berbagai masalah penglihatan hingga kebutaan.

5. Paparan ultraviolet

Menurut WHO, paparan radiasi ultraviolet (UV) berkontribusi atas banyaknya penderita katarak di dunia. Setidaknya 20 persen penderita katarak disebabkan oleh UV yang berlebihan.

Pernyataan ini diperkuat oleh publikasi yang dilakukan Depkes di tahun 2018, di mana penderita katarak di Indonesia disebabkan oleh letak geografis di 0 derajat equator yang mana tersorot banyak sinar matahari terutama UVB.

Hal ini karena sinar UV, dapat merusak protein lensa dengan cara glikasi. Sinar UV dapat menggantikan oksigen untuk memicu reaksi oksidatif yang berbahaya bagi lensa mata.

Baca juga artikel terkait KATARAK atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno