Menuju konten utama

Menkes: Penanganan Katarak Nasional Masih Jauh Dari Cukup

Kementerian Kesehatan menyatakan saat ini masih terjadi ketimpangan antara kebutuhan operasi katarak di Indonesia dengan kemampuan untuk melakukan operasi katarak.

Menkes: Penanganan Katarak Nasional Masih Jauh Dari Cukup
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Antara Foto/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Saat ini masih terdapat jurang cukup dalam antara kebutuhan operasi katarak di Indonesia dengan kemampuan untuk melakukan operasi katarak. Situasi ini mengakibatkan selalu bertambahnya backlog atau akumulasi pekerjaan yang belum tuntas setiap tahunnya.

Kementerian Kesehatan menyatakan kebutuhan operasi katarak di Indonesia mencapai lebih kurang 240.000 orang/tahunnya, sementara saat ini layanan yang tersedia diperkirakan baru mampu untuk melayani operasi katarak sebanyak 180.000 orang/tahun.

"Dan besarnya backlog katarak disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah karena akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mata masih terbatas terutama di daerah-daerah tertinggal," kata Menteri Kesehatan RI Nila Farid Moeloek di sela-sela puncak acara HUT Ke-108 Tahun Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo, di Bandung, Minggu (5/2/2017), seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Faktor lainnya, lanjut Nila, ialah perbatasan dan kepulauan yang belum memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kesehatan yang memadai, di mana salah satunya merupakan keberadaan dokter spesialis mata.

"Jika kita tidak segera mengatasi backlog katarak ini maka angka kebutaan di Indonesia semakin lama akan semakin tinggi," kata dia.

Menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi backlog katarak adalah dengan menambah kamar bedah di PMN RS Mata Cicendo Bandung yang pada hari ini diresmikan. "Dengan bertambahnya kamar bedah, Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Bandung dapat melakukan lebih banyak operasi katarak sehingga dapat mengurangi jumlah penderita katarak," kata dia.

Ia menuturkan diperkirakan setiap tahun kasus baru buta katarak akan selalu bertambah sebesar 0,1 persen dari jumlah penduduk atau kira-kira 250.000 orang/tahun.

Oleh sebab itu, operasi adalah tindakan yang paling tepat dan cepat untuk menanggulangi buta akibat katarak dan caranya yaitu dengan mengangkat lensa yang keruh dan menggantinya dengan lensa buatan sehingga penglihatan dapat kembali normal.

"Operasi ini tidak memakan biaya yang terlalu mahal dan telah masuk ke dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional [JKN] yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan," kata dia.

Pada kesempatan tersebut, Nila dengan disaksikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil, meresmikan ruang bedah mata baru Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Cicendo yang ke-108, di Jalan Cicendo, Kota Bandung.

Selain itu, Nila juga melakukan kampanye Kampanye Pupil Putih (White Pupil Campaign) untuk pencegahan atau deteksi dini dalam mencegah kebutaan pada anak.

Baca juga artikel terkait KATARAK atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara