Menuju konten utama

4 Serangan Anies ke Prabowo: Lahan Jumbo hingga Alutsista Bekas

Anies sudah menyerang Prabowo dari dua segmen awal di debat ketiga Pilpres 2024, mulai dari serangan siber di Kemenhan hingga kegagalan food estate.

4 Serangan Anies ke Prabowo: Lahan Jumbo hingga Alutsista Bekas
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri) menyampaikan pendapat saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

tirto.id - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, melakukan beberapa kali serangan kepada capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, dalam debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024) malam.

Debat yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta kali ini mengangkat tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, geopolitik, dan geologi.

Dari perdebatan yang telah digelar dalam dua sesi pertama, Anies sudah melakukan beberapa kali serangan kepada Prabowo, mulai dari serangan siber di Kementerian Pertahanan hingga kegagalan food estate yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

1. Ironi Pertahanan Siber di Kemenhan

Anies menyatakan pertahanan di dunia siber selama beberapa tahun terakhir perlu dipertanyakan. Dia memandang bahwa selama ini kurang adanya pertahanan kemanan siber yang memadai, sebab Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo Subianto saja dapat dibobol oleh hacker.

"Kementerian Pertahanan menjadi kementerian yang dibobol oleh hacker di 2023. Sebuah ironi," kata Anies dalam debat di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Ditegaskan Anies, Kementerian Pertahanan sendiri memiliki anggaran pertahanan siber hingga Rp700 triliun. Sehingga, dia memandang bahwa seharusnya keamanan siber dapat dilakukan secara maksimal.

Namun, Anies menyayangkan anggaran yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan itu justru digunakan untuk membeli alustsista bekas.

"Justru di situ letak problemnya, jadi ketika anggaran yang begitu besar dialokasikan bukan untuk mempertahankan yuang hari ini menjadi serangan paling modern yang terjadi," tutur dia.

2. Belinya Alutsista Bekas

Serangan Anies Baswedan kepada Prabowo Subianto juga dilontarkan mengenai pembelian alutsista. Dengan anggaran yang besar, kata Anies, sungguh disayangkan bahwa pembelian alutsista bekas dilakukan Prabowo.

Padahal, menurut Anies, pembelian alutsista seharusnya mengikuti teknologi kekinian dengan tantangan yang juga semakin berkembang.

Tak hanya itu, pembelian alustsisa bekas, kata Anies, justru menambah utang luar negeri. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memandang, utang luar negeri seharusnya dilakukan untuk aktivitas yang produktif.

"Jangan utang itu digunakan untuk kegiatan nonproduktif, misalnya utang dipakai untuk membeli alutsista bekas oleh Kementerian Pertahanan," ujar Anies.

3. Prajurit Belum Banyak Memiliki Rumah

Capres Aneis Baswedan juga menyindir Prabowo mengenai banyaknya anggota TNI yang belum memiliki rumah. Padahal, Prabowo selalu mengklaim akan menyejahterakan para prajurit TNI.

Anggaran yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan, kata Anies, cukup besar. Kendati demikian, tidak dialokasikan untuk pengadaan rumah bagi para prajurit TNI yang seharusnya diprioritaskan.

"Tentara kita lebih dari separuh tidak memiliki rumah dinas. Sementara menterinya punya menurut Pak Jokowi punya lebih dari 340 hektar tanah di republik ini," ujar Anies.

Prabowo pun sempat menginterupsi Anies Baswedan mengenai hal itu. Padahal, saat itu Prabowo belum memiliki kesempatan berbicara.

Interupsi Prabowo menyerobot Anies terjadi saat Anies membetulkan paparan data yang meleset. Menurut Anies, lahan Prabowo sebesar 340 ribu hektare bukan 320 hektare.

“Maaf Pak Prabowo angkanya terlalu kecil bukan 320 hektar tapi 340.000 hektar sesuai klarifikasi,” kata Anies.

4. Proyek Gagal Food Estate

Dalam penyampaian visi dan misi di debat tersebut, Anies juga menyinggung mengenai food estate singkong yang dilakukan Prabowo.

Program tersebut hingga saat ini disebut Anies tidak ada hasilnya. Bahkan, dia lebih menyinggung bahwa itu menjadi salah satu yang gagal.

Anies memandang, program food estate singkong hanya menguntungkan salah satu pihak saja. Sedangkan masyarakat tidak merasakan dampak sesungguhnya yang seharusnya menjadi prioritas.

"Tambah lagi food estate singkong yang menguntungkan kroni merusak lingkungan dan tidak menghasilkan," ungkap Anies.

Baca juga artikel terkait DEBAT KETIGA PILPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Politik
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Bayu Septianto