Menuju konten utama

4 Kabupaten di Sulsel Dilanda Banjir & Longsor, Warga Dievakuasi

Sampai Sabtu sore, kondisi di sejumlah wilayah mulai membaik. Namun, potensi banjir susulan masih diwaspadai.

4 Kabupaten di Sulsel Dilanda Banjir & Longsor, Warga Dievakuasi
Banjir di Sulawesi Selatan. FOTO/BPDP PROVINSI SULAWESI SELATAN

tirto.id - Bencana hidrometeorologi kembali melanda Sulawesi Selatan. Intensitas hujan tinggi yang mengguyur sejak Kamis malam (3/7/2025) hingga Sabtu (5/7/2025) menyebabkan banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah. Sedikitnya empat kabupaten terdampak, yakni Bantaeng, Jeneponto, Sinjai, dan Bulukumba.

Di Kabupaten Sinjai, longsor terjadi di Jalan Poros Sinjai–Malino, tepatnya di Desa Gantarang, Kecamatan Sinjai Tengah. Material longsoran menutup badan jalan dan membuat akses antarwilayah terputus selama beberapa jam.

“Petugas BPBD bersama warga melakukan pembersihan secara manual sambil menunggu alat berat dari kabupaten. Kami prioritaskan agar jalur bisa segera terbuka karena itu akses penting,” kata Kepala BPBD Sinjai, A.H. Andi Hasri.

Sementara di Jeneponto, banjir melanda Kecamatan Rumbia. Laporan dari BPBD Sulsel mencatat sedikitnya lima kepala keluarga terdampak secara langsung. Tiga motor dan satu ekor sapi dilaporkan hilang terbawa arus, serta lima rumah warga rusak—satu di antaranya dalam kondisi rusak berat.

“Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian material cukup besar. Warga yang rumahnya rusak saat ini ditampung sementara di rumah kerabat,” ujar Amson Padolo, Kepala BPBD Sulsel.

Amson menyebutkan bahwa selain Jeneponto dan Sinjai, banjir yang cukup parah juga terjadi di Kabupaten Bantaeng. Empat kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Bantaeng, Bissappu, Eremerasa, dan Uluere.

“Hampir seluruh kecamatan di Bantaeng terdampak. Yang paling parah di Kelurahan Lamalaka, air sempat mencapai 1,5 meter. Banyak rumah warga dan fasilitas umum terendam,” jelas Irfan Fajar, Kepala BPBD Bantaeng.

Beberapa fasilitas umum dilaporkan rusak, seperti Tanggul Sungai Biangloe dan Sungai Maricayya, akses jalan poros depan Resarea, serta jalur desa di Bontolojong. Selain itu, lahan pertanian di Desa Ulugalung dan sejumlah perahu nelayan juga ikut terdampak.

“Kalau tidak ditangani cepat, akan sangat berpengaruh ke aktivitas ekonomi warga, apalagi lahan pertanian dan transportasi,” tegas Irfan.

Dinas Sosial Provinsi Sulsel menyebutkan bahwa buffer stock logistik di tiap kabupaten sudah mulai disalurkan ke titik-titik terdampak. Kepala Dinas Sosial Sulsel, Abdul Malik Faisal, memastikan tidak ada keterlambatan distribusi bantuan karena sistem stok rutin yang sudah dibentuk sebelumnya.

“Kami siapkan logistik sebelum bencana terjadi. Gudang-gudang kabupaten sudah diisi dan saat ini kami top-up sesuai asesmen di lapangan. Mulai dari makanan siap saji, perlengkapan bayi, matras, selimut, hingga kebutuhan wanita,” terangnya.

Selain distribusi bantuan, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, relawan dan masyarakat juga telah membangun dapur umum di beberapa lokasi, terutama di Kelurahan Lamalaka dan Pallantikang, Bantaeng.

“Dapur umum sudah mulai beroperasi. Kami juga siapkan tenda pengungsian, meskipun sebagian besar warga lebih memilih tinggal di rumah kerabat mereka,” tambah Irfan.

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, telah menginstruksikan BPBD dan Dinas Sosial Provinsi Sulsel untuk turun langsung membantu daerah terdampak. Namun, Kepala BPBD Sulsel memastikan bahwa pendekatan lapangan lebih diprioritaskan pada kecepatan evakuasi dan pemulihan.

“Fokus utama kami adalah keselamatan warga. Kami tidak menunggu instruksi formal apalagi seremoni, yang penting warga selamat, bantuan tersedia, dan jalur bisa kembali dibuka,” tegas Amson.

Sampai Sabtu sore, kondisi di sejumlah wilayah mulai membaik. Hujan mereda dan air mulai surut. Namun, potensi banjir susulan masih diwaspadai.

“Prediksi BMKG menunjukkan masih ada potensi hujan sedang hingga lebat beberapa hari ke depan. Kami imbau masyarakat tetap waspada, terutama yang tinggal di dekat aliran sungai dan lereng perbukitan,” tutup Amson.

Pemerintah provinsi dan kabupaten juga telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Pompengan terkait perbaikan tanggul yang jebol dan pembersihan sungai yang tersumbat akibat material banjir.

Baca juga artikel terkait BENCANA BANJIR atau tulisan lainnya dari Viralin Makassar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Viralin Makassar
Penulis: Viralin Makassar
Editor: Fadrik Aziz Firdausi