Menuju konten utama

39.000 Ayam Dimusnahkan di Filipina untuk Cegah Flu Burung

Otoritas Filipina memusnahkan ribuan ayam untuk mencegah flu burung atau avian influenza.

39.000 Ayam Dimusnahkan di Filipina untuk Cegah Flu Burung
Ilustrasi Ayam. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Filipina memusnahkan hampir 39.000 ribu ekor ayam di sebuah peternakan unggas di utara Ibu Kota Manila pada Rabu (29/7/2020).

Dikutip dari Reuters, hal itu dilakukan demi mencegah wabah flu burung setelah lebih dari empat bulan penemuan infeksi di salah satu provinsi terdekat.

Biro Industri Hewan Departemen Pertanian menemukan adanya subtipe H5N6 yang sangat menular dari virus influenza A di peternakan penghasil telur di Kota San Luis, Provinsi Pampanga.

Usai mengonfirmasi laporan tersebut, tim dokter hewan dan petugas kesehatan binatang langsung menerapkan langkah pengendalian, dengan memusnahkan 38.701 ekor unggas dan membuang bangkainya, menurut pernyataan Departemen Pertanian setempat.

Dikutip dari CNN pada Maret Departemen Pertanian mendapati wabah flu burung yang melibatkan virus serupa di peternakan burung puyuh di Kota Jaen, Provinsi Nueva Ecija.

Pengujian flu burung dilakukan pada 13 Maret setelah 1.500 dari 15.000 burung puyuh mati di sebua peternakan di Barangay Ulanin-Pitak.

hasil pengujian menunjukan sampel dari 30 burung puyuh tersebut positif terinfeksi flu burung.

Penyelidikan awal oleh Departemen Pertanian mengungkapkan adanya migrasi burung di Kota San Luis, yang berkaitan dengan wabah flu burung di banyak negara, termasuk Filipina.

Flu burung atau avian influenza adalah penyakit yang menular mulai dan dapat menyebabkan infeksi ringan sampai tingkat parah. Wabah yang menyerang beberapa negara di Asia ini disebabkan oleh virus influenza A / H5N1 juga dapat menyebabkan infeksi parah pada manusia.

Flu Burung ditularkan ke manusia melalui inhalasi atau kontaminasi dengan kotoran atau kotoran ayam yang terinfeksi.

Baca juga artikel terkait FLU BURUNG atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH