tirto.id - Memperbanyak doa ketika bersujud merupakan sunah dan anjuran dari Rasulullah salallaahu 'alaihi wasallam.
Alasannya, karena saat bersujud, jarak antara seorang hamba dengan Sang Pencipta Allah SWT sangatlah dekat.
Namun, anjuran ini tentu saja berlaku bagi orang yang salat sendiri, bukan bagi imam dalam salat berjamaah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Momentum terdekat seorang hamba dan Tuhannya adalah ketika sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa saat itu,” (HR Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i).
Doa adalah hal yang paling mendasar saat seseorang beribadah dan ada waktu-waktu mustajab ketika berdoa, salah satunya yakni ketika bersujud.
Allah SWT berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ
Wa qoola Rabbukumud 'uuniii astajib lakum; innal laziina yastakbiruuna an 'ibaadatii sa yadkhuluuna jahannama daakhiriin
Artinya: Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." (QS. Ghafir: 60)
Pada ayat ini jelas disebutkan bahwa Allah memerintahkan agar manusia berdoa kepada-Nya. Jika seorang hamba percaya dan berharap melalui doa, maka niscaya Allah akan mengabulkan doa itu.
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Doa itu ialah ibadah." (HR. Tirmidzi)
Surah Ghafir ayat 60 ini juga merupakan pernyataan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka memperoleh kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Seakan-akan Allah mengatakan, "Wahai hamba-hamba-Ku, menghambalah kepada-Ku, selalulah beribadah dan berdoa kepada-Ku. Aku akan menerima ibadah dan doa yang kamu lakukan dengan ikhlas, memperkenankan permohonanmu, dan mengampuni dosa-dosamu".
3 Doa Sujud Terakhir
Karena doa termasuk hal mendasar dan ketika bersujud kita dianjurkan memperbanyak doa, ada doa-doa saat sujud terakhir yang bisa dibaca seperti doa Rasulullah.
Dilansir laman NU Online, berikut tiga doa yang dimaksud beserta lafal dan artinya:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Subhānakallāhumma rabbanā wa bi hamdik. Allāhummaghfir lī.
Artinya: Mahasuci Engkau ya Allah, Tuhan kami. Segala puji bagi-Mu wahai Tuhanku. Ampunilah dosaku.
سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Subhānaka wa bi hamdik. Lā ilāha illā anta.
Artinya: Mahasuci Engkau. Segala puji bagi-Mu. Tiada tuhan selain Engkau.
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Subbūhun quddūsun rabbul malā’ikati war rūh.
Artinya: Maha bersih dan maha suci (Engkau), Tuhan malaikat dan roh (mailakat besar/Jibril/makhluk lain yang tidak terlihat oleh malaikat).
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, berikut ini doa Rasulullah ketika sujud:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
Allâhummaghfirlî dzanbî kullah, diqqahû wa jillah, wa awwalahû wa âkhirah, wa ‘alâniyatahû wa sirrah.
Artinya: Tuhanku, ampunilah aku dari segala dosa baik kecil maupun besar, awal maupun akhir, dan dosa yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.
Sayyidatina Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW sebelum wafat memperbanyak baca doa sebagai berikut dalam sujudnya:
سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Subhānaka wa bi hamdik. Astaghfiruka wa atūbu ilaik.
Artinya: Mahasuci Engkau (ya Allah). Segala puji bagi-Mu. Aku memohon ampunan kepada-Mu. Aku bertobat kepada-Mu.
Dalam hadis lainnya, Abu Hurairah RA meriwayatkan dari Sayyidatina Aisyah RA bahwa ia suatu malam mendapati Rasulullah SAW tidak di tempat tidur.
Aisyah kemudian mencarinya dan ia melihat Rasulullah yang sedang sujud di masjid sambil berdoa sebagai berikut:
اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Allāhumma a‘ūdzu bi ridhāka min sakhathika, wa bi mu‘āfātika min ‘uqūbatika. Wa a‘ūdzu bika minka. Lā uhshī tsnā’an ‘alaika anta kamā atsnaita ‘alā nafsika.
Artinya: Ya Allah, aku berlindung dengan ridla-Mu dari murka-Mu, dengan maaf-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu daripada siksa-Mu. Aku tidak sanggup membilang pujian atas diri-Mu sebagaimana Kau membilang pujian atas diri-Mu sendiri.
Editor: Addi M Idhom