tirto.id - Peralatan pendukung digunakan untuk optimalisasi deteksi gempa bumi. Beberapa alat pendeteksi gempabumi adalah seismometer, accelerometer, dan intensitymeter.
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat adanya gerakan dari dalam bumi. Besarnya goncangan sangat beragam, dari sangat lemah sampai sangat kuat.
Buku berjudul Geography (2010) karya Samadi menjelaskan bahwa gempa bumi diukur menurut besar dan intensitasnya. Besarnya gempa bumi adalah sejumlah energi yang dikeluarkan oleh gempa.
Cara yang paling sering digunakan untuk mengukur besarnya gempa adalah dengan menggunakan pengukuran Skala Ricther. Skala Richter didasarkan pada hitungan banyaknya getaran tanah yang dicatat melalui alat yang disebut seismograf (hlm. 90).
Kendati seismograf adalah alat yang paling sering digunakan, ada beberapa alat pendeteksi lainnya yang juga bisa membantu untuk mendeteksi dan mencatat pergerakan gempabumi.
Alat Pendeteksi Gempa dan Cara Kerjanya
Terdapat tiga jenis pendeteksi gempa yaitu seismometer, accelerometer, dan intensitymeter. Masing-masing alat tersebut memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Berikut cara kerjanya disarikan dari laman Stasiun Geofisika Tangerang.
1. Seismometer
Seismometer atau juga dikenal dengan sebutan seismograf terdiri dari alat yang berbentuk horizontal dan vertikal. Masing-masing mempunyai tugas masing-masing. Seismograf horizontal bertugas untuk mengukur atau mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
Sedangkan seismograf vertikal untuk mencatat getaran bumi pada vertikal. Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetik.
Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk rekaman atau disebut juga seismogram.
Seismogram mengandung berbagai macam infomasi diantaranya yaitu kombinasi pengaruh sumber seismik, lintasan perambatan, dan noise pada lokasi perekaman.
2. Accelerometer
Accelerometer atau akselerograf adalah peralatan yang digunakan untuk merekam gerakan atau guncangan tanah yang sangat kuat. Alat ini digunakan sebab seismograf tidak efektif untuk digunakan pada kondisi guncangan yang sangat kuat.
Ini karena seismograf sangat sensitif akan guncangan, saat dilanda guncangan yang cukup dahsyat seismograf tidak dapat melakukan deteksi atau bahkan berhenti.
Akselerograf tidak rentan terhadap gangguan dan suhu, ini menjadikannya alat pencatat yang digunakan pada saat keadaan gempa dahsyat.
3. Intensitymeter
Intensitymeter merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui intesitas kejadian gempabumi. Peralatan ini adalah bagian dari jaringan monitoring gempabumi kuat Badan Meterologi, Klimatologi Geofisika (BMKG).
Jaringan intesitymeter dilengkapi dengan peralatan P-alert dari Taiwan. Hingga saat ini secara keseluruhan BMKG telah mengoperasikan 56 intensitymeter pada jaringan monitoring gempabumi kuat di Indonesia.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yulaika Ramadhani