Menuju konten utama

21 Gejala Rabies pada Hewan, Cara Cegah, Penularannya di Manusia

Setelah terpapar virus rabies, maka virus itu akan masuk ke dalam sistem saraf dan akan menciptakan peradangan akut pada otak, hingga menyebabkan kematian.

21 Gejala Rabies pada Hewan, Cara Cegah, Penularannya di Manusia
Ilustrasi obat Rabies. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Penyakit rabies adalah penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat. Penyakit ini, menurut Kementerian Kesehatan, disebabkan oleh Lyssa virus dan dapat menyerang hewan serta manusia.

Virus rabies kebanyakan ditularkanmelalui saliva sejumlah hewan bertaring, seperti anjing, kucing, kera, atau hewan liar lainnya yang terkena rabies. Saliva atau air liur yang terkontaminasi virus rabies masuk ke tubuh, hewan atau manusia, melalui gigitan atau luka terbuka.

Setelah terpapar virus rabies, maka virus itu akan masuk ke dalam sistem saraf dan akan menciptakan peradangan akut pada otak. Hingga akhirnya menyebabkan kematian.

Gejala Penyakit Rabies

Melansir laman Dinas Kesehatan Provinsi Bali, ada dua tipe gejala penyakit rabies pada hewan, yaitu:

Tipe ganas

Stadium prodromal, berlangsung dua hingga tiga hari. Beberapa gejalanya, yaitu:

1. Malaise

2. Tidak mau makan

3. Demam

4. Refleks kornea menurun

Stadium eksitasi, berlangsung tiga hingga tujuh hari. Beberapa gejalanya yaitu:

5. Reaktif, menyerang dan menggigit benda bergerak

6. Memakan berbagai benda termasuk tinjanya sendiri

7. Lupa pulang

8. Strabismus

9. Ejakulasi spontan

Stadium paralisis yang berlangsung sangat singkat, Biasanya diikuti dengan kematian hewan tersebut. Beberapa gejalanya, yaitu:

10. Ekor jatuh

11. Mandibula jatuh

12. Lidah keluar

13. Saliva (ludah) berhamburan

14. Kaki belakang terseret

Tipe jinak atau dumb

Tipe ini muncul setelah stadium paralisis. Pada stadium ini anjing terlihat diam, berpenampilan tenang, namun akan ganas kalau didekati.

Sementara itu gejala dan tanda rabies pada manusia di antaranya adalah:

15. Demam

16. Mual

17. Rasa nyeri di tenggorokan

18. Keresahan atau kegelisahan yang berlebihan

19. Takut air (hydrophobia)

20. Takut cahaya

21. Air liur yang berlebihan (hipersaliva)

Cara Mencegah Rabies pada Hewan

Agar penyakit rabies tidak menyerang hewan kesayangan, maka ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, seperti dilansir dari Kominfo Kalbar.

1. Secara rutin memeriksakan kesehatan hewan peliharaan ke dokter hewan. Selain memeriksa kesehatan, hewan peliharaan juga harus diberikan vaksin anti rabies dan vaksin penting lainnya.

2. Menjaga kebersihan dan kesehatan hewan peliharaan. Selain itu, yang sangat penting adalah, selalu menjaga hewan peliharaan agar tidak tertular penyakit rabies dari hewan lain.

3. Berkoordinasi dengan pihak berwenang setempat agar pihak yang terkait dapat mengelola hewan liar di sekitar lingkungan rumah. Tujuan dari pengelolaan hewan ini adalah, agar hewan-hewan liar itu segera diawasi keberadaannya dan diberi vaksinasi anti rabies, agar tidak menularkan penyakit rabies ke hewan atau manusia.

Cara Penularan Rabies

Cara penularan virus rabies pada hewan berbeda dengan penularan virus rabies pada manusia.

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Bali, penularan virus rabies pada hewan terjadi melalui gigitan hewan yang menderita rabies ke hewan sehat.

Sementara itu, cara penularan virus rabies pada manusia terjadi melalui dua cara, yaitu:

1. Penularan dari hewan ke manusia

- Gigitan hewan yang air liurnya mengandung virus rabies.

- Jilatan hewan yang air liurnya mengandung virus rabies. Jilatan itu dilakukan pada luka, selaput mukosa yang utuh, selaput lendir mulut, selaput lendir anus, selaput lendir alat genitalia eksternal .

- Inhalasi atau penularan melalui udara, namun ini jarang terjadi.

2. Penularan dari manusia ke manusia

- Transplantasi kornea.

- Kontak air liur penderita ke mukosa mata.

- Juga ada laporan, gigitan penderita rabies ke orang yang sehat, juga bisa menyebabkan orang yang sehat itu sakit rabies.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari