tirto.id - Kasus rabies di Indonesia menjadi perbincangan usai viral seorang balita laki-laki di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia pada Senin, 8 Mei 2023 akibat digigit anjing rabies pada bagian wajah.
Peristiwa nahas yang menimpa korban anak tersebut terjadi pada Senin (24/4/2023). Setelah kejadian, anak langsung dilarikan ke RSUD Tc Hillers Maumere untuk mendapatkan perawatan intensif. Dua minggu setelah kejadian, korban anak meninggal dunia.
Sehari setelah menggigit anak, anjing betina tersebut mati. Kemudian, dilakukan pemeriksaan sampel otak anjing di Laboratorium Balai Besar Vertiner Denpasar, hasil pemeriksaan menyatakan bahwa anjing tersebut positif rabies.
Seperti dilaporkan Antara News, Kabupaten Sikka termasuk ke dalam wilayah dengan populasi tinggi anjing rabies. Pemerintah Kabupaten Sikka menyebut bahwa populasi anjing pada Juni 2022 tercatat mencapai 60 ribu ekor.
Pada Oktober 2022, telah menyiapkan 10 ribu dosis untuk layanan vaksin rabies pada anjing yang tersebar di 21 Kecamatan di Kabupaten Sikka.
"Kami dibantu vaksin 10 ribu dosis dari Dinas Peternakan Provinsi NTT dan sudah siap untuk didistribusikan," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Jemi Satriawan Sadipun.
Data Dinas Kabupaten Sikka per Agustus 2022 mencatat ada empat kasus gigitan anjing yang terjadi di Desa Watugong, Kotauneng, Kabor, dan Wairkoja. Satu kasus dinyatakan positif rabies dan tiga kasus negatif.
Kemudian, pada September 2022, Dinas Pertanian mencatat tiga kasus gigitan anjing di Desa Wairterang, Wogalirit, dan Nangahale dengan dua kasus positif dan satu kasus negatif.
"Total ada tujuh kasus gigitan sejak Agustus-September, tiga positif dan empat negatif," ucap Jemi.
Apa Itu Rabies?
Menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), rabies adalah penyakit virus yang fatal namun dapat dicegah. Rabies dapat menyebar ke manusia dan hewan peliharaan jika mereka digigit atau dicakar oleh hewan yang terkena rabies.
Rabies bisa ditemukan pada sebagian besar hewan liar termasuk anjing, kelelawar, rakung, sigung, dan rubah. Namun, sebagian besar kematian akibat rabies pada manusia di seluruh dunia disebabkan oleh gigitan anjing.
Virus rabies menginfeksi sistem saraf pusat. Jika seseorang tidak menerima perawatan medis yang tepat setelah terpapar rabies, virus ini dapat menyebabkan penyakit di otak, yang pada akhirnya mengakibatkan kematian.
Rabies dapat dicegah dengan memvaksin hewan peliharaan, menjauhi hewan liar, dan mencari perawatan medis setelah terpapar sebelum timbul gejala.
Penyebab Rabies
Mayo Clinic memaparkan bahwa infeksi rabies disebabkan oleh virus rabies. Virus ini menyebar melalui air liur hewan yang terinfeksi. Hewan yang terinfeksi dapat menyebarkan virus dengan menggigit hewan lain atau manusia.
Pada kasus yang jarang terjadi, rabies dapat menyebar ketika air liur yang terinfeksi masuk ke dalam luka terbuka atau selaput lendir, seperti mulut atau mata. Hal ini dapat terjadi jika hewan yang terinfeksi menjilat luka terbuka pada kulit.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra