tirto.id - Basarnas Makassar menemukan dua korban meninggal dunia akibat bencana tanah longsor di Makale Selatan, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, pada Senin (15/4/2024). Dengan penemuan dua korban meninggal ini, total ada 20 orang yang tewas akibat tanah longsor tersebut.
Kepala Kantor Basarnas Makassar Mexianus Bekabel mengatakan, penemuan kedua korban dilakukan usai upaya pencarian selama 12 jam.
"Pencarian kedua korban akibat longsor selama 12 jam membuahkan hasil. Tim sar gabungan menemukan dengan jarak yang tidak berjauhan. Karena korban adalah ibu dan anak," katanya dalam keterangan yang diterima, Selasa (16/4/2024).
Ia menyebutkan, berdasarkan data, korban pertama yang ditemukan bernama Gea yang berusia 3 tahun. Sementara itu, korban kedua bernama Sopia (43) selaku ibunda dari Gea.
Menurut Mexianus, ketika ditemukan, jarak antara Sopia dan Gea hanya 50 sentimeter. Jarak waktu penemuan anak dan sang ibu itu juga berdekatan.
"Penemuan korban pertama atas nama Gea, usia 3 tahun ditemukan pada pukul 17.40 WITA, dan Sopia usia 43 tahun ditemukan pukul 18.48 WITA, jaraknya berdekatan dikarenakan mereka adalah ibu dan anak," urainya.
Ia mengatakan, setelah penemuan kedua korban tersebut, operasi bencana tanah longsor Tana Toraja dihentikan. Sebanyak 121 orang yang melakukan operasi tersebut dikembalikan ke satuan masing-masing.
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari berujar, total ada 20 korban meninggal dunia dalam bencana longsor Tana Toraja.
"Total korban jiwa atas bencana tanah longsor di Tana Toraja menjadi 20 orang," ucap Abdul dalam keterangannya.
Ia turut menyebutkan, operasi bencana tanah longsor Tana Toraja dihentikan usai ditemukannya jenazah Gea dan Sopia. Akan tetapi, tim gabungan tetap bersiaga ketika ada laporan warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya.
Menurut Abdul, upaya pencarian dan pertolongan korban bencana Tana Toraja terkendala faktor cuaca.
"Selain berkabut, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih sering terjadi sehingga tim gabungan harus menghentikan operasi pencarian dan pertolongan untuk beberapa saat demi alasan keamanan," urai dia.
Di satu sisi, kata Abdul, proses proses pencarian dan pertolongan juga masih menggunakan alat seadanya. Kemudian, medan yang terjal membuat anggota tim gabungan kesulitan membawa alat berat untuk menerobos lokasi terdampak.
"Atas jerih payah tim gabungan bersama warga setempat, maka seluruh rangkaian operasi pencarian dan pertolongan dapat dilaksanakan dengan baik," tutur Abdul.
Untuk diketahui, tanah longsor terjadi di di Makale Selatan, Tana Toraja, pada Sabtu (13/4/2024).
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Anggun P Situmorang