tirto.id - Indonesia Investment Authority (INA) bersama LPEM FEB UI merilis laporan yang mengungkap kontribusi ekonomi investasi jangka panjang INA di Sumatera, yaitu Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (BTB) dan Belawan New Container Terminal (BNCT).
Dalam laporannya, LPEM FEB UI memproyeksikan kedua proyek itu berkontribusi sebesar Rp482 triliun terhadap perekonomian Indonesia.
Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, mengatakan laporan ini menegaskan komitmen INA dalam menciptakan kesejahteraan bagi generasi mendatang serta mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Laporan ini mencerminkan bagaimana kemitraan investasi strategis jangka panjang dapat mengubah modal menjadi nilai ekonomi dan sosial yang berkelanjutan,” katanya di Menteng, Jakarta, Senin (17/11/2025).
Berdasarkan analisis LPEM UI, tol BTB yang menghubungkan Pelabuhan Bakauheni dengan Lampung Tengah diproyeksikan menyumbang sekitar Rp400 triliun terhadap PDB Indonesia hingga tahun 2067.
Sementara, pengembangan BNCT di Sumatera Utara diperkirakan menghasilkan nilai tambah ekonomi sekitar Rp82 triliun hingga 2072.
“Data yang disajikan oleh LPEM UI menyebutkan bahwa ketika investasi dirancang dengan tata kelola yang kuat dan selaras dengan prioritas nasional, dampaknya dapat melampaui angka di neraca keuangan,” tambahnya.
Wakil Direktur Riset LPEM FEB UI, Jahen F. Rezki, memaparkan, selain kontribusi makroekonomi, kedua proyek ini menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang signifikan.
“Laporan ini sangat penting karena memberikan wawasan berbasis data mengenai dampak potensial dari kemitraan investasi jangka panjang INA terhadap pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia,” ucapnya.
Dia memaparkan, tol BTB berhasil memangkas waktu tempuh Bakauheni-Bandar Lampung dari lima jam menjadi dua jam, berpotensi menghemat biaya logistik lebih dari Rp170 triliun.
Proyek ini juga berkontribusi pada sekitar 20.000 lapangan kerja per tahun dan diperkirakan mengurangi emisi CO₂ sebesar 1,6 juta ton.
Sementara BNCT, yang dikembangkan bersama DP World dan Pelindo, ditargetkan meningkatkan kapasitas dari 600 ribu TEUs menjadi 1,4 juta TEUs.
Proyek ini menciptakan sekitar 4.400 lapangan kerja per tahun, menghasilkan pendapatan fiskal Rp15 triliun, dan berkontribusi pada pengurangan emisi CO₂ sekitar 3,4 juta ton.
Adapun, menurut Ridha, Kemitraan strategis INA dengan investor global seperti ADIA, APG, dan DP World tidak hanya membawa modal jangka panjang, tetapi juga keahlian global dan penerapan tata kelola yang kuat.
“Peran kami adalah menjembatani potensi besar Indonesia dengan modal dan keahlian global, memastikan bahwa manfaat pertumbuhan dapat terukur sekaligus berkelanjutan bagi generasi mendatang,” tutur Ridha.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































