tirto.id - Kepolisian Malta telah menangkap 10 tersangka atas pembunuhan Daphne Caruana Galizia. Penangkapan berselang selama hampir dua bulan setelah jurnalis anti-korupsi dalam investigasi Panama Papers itu dibunuh oleh sebuah bom mobil yang hebat.
Perdana Menteri Malta Joseph Muscat sebelumnya mengatakan pada sebuah konferensi pers bahwa delapan orang - semua warga Malta, yang sebagian besar memiliki catatan kriminal - telah ditahan dalam serangan pagi-pagi di tiga bagian pulau yang berbeda. Dia kemudian mencuitkan bahwa dua tersangka lagi juga dalam tahanan.
Muscat mengatakan bahwa ada kecurigaan yang masuk akal "tersangka terlibat dalam pembunuhan Caruana Galizia, yang blog populernya menyerang korupsi politik tingkat tinggi, perjanjian bisnis yang curang, dan kejahatan terorganisir di pulau ini.”
Operasi gabungan polisi dan militer merupakan terobosan pertama untuk penyelidikan Malta, yang telah dibantu oleh para ahli dari FBI, Europol, serta dinas keamanan Finlandia dan Belanda. Polisi sekarang memiliki 48 jam untuk menginterogasi para tersangka dan menahan atau membebaskan mereka.
Muscat, yang sering menjadi sasaran laporan di blog Caruana Galizia bersama dengan orang lain di lingkaran dalamnya, mengatakan bahwa dia tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut tentang penangkapan dan sangkaan atau bukti yang ditudingkan. Namun, iamenawarkan "komitmen pribadinya" bahwa tersangka yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu akan ditemukan.
Anak laki-laki Caruana Galizia, Matthew, yang juga seorang reporter, mengatakan kepada The Guardian bahwa keluarganya "masih tidak mengetahui" tentang penangkapan tersebut. Ia juga tidak diberi informasi lebih lanjut di luar panggilan telepon dari kantor hakim setelah penangkapan dilakukan di depan umum.
Pada sebuah acara terpisah, komisaris polisi pulau itu, Lawrence Cutajar, menolak untuk menanggapi pertanyaan penangkapan tersebut, yang disebut sebagai salah satu operasi polisi terbesar dalam sejarah Malta.
Penangkapan terjadi di Marsa, Zebbug - sebuah desa di Malta tengah, dan di kota utara Teluk St. Paul. Bagian dari Lighters Wharf di daerah pelabuhan Marsa masih ditutup pada Senin (4/12/2017) lalu saat personel militer dan polisi menggunakan anjing pelacak untuk mencari bangunan.
Pembunuhan terhadap Caruana Galizia pada tanggal 16 Oktober mengirimkan gelombang kejutan di pulau itu dan membuat khawatir Uni Eropa, yang sudah khawatir dengan peraturan undang-undang di Malta. Negara anggota terkecil blok Uni Eropa itu sering dicap sebagai surga bagi uang asing yang meragukan.
Keluarga jurnalis tersebut melakukan tindakan hukum terhadap polisi pulau tersebut, dengan mengatakan bahwa penyelidikan atas pembunuhan tersebut tidak dapat netral dan independen. Sebab, Caruana Galizia menulis artikel penting tentang perwira senior yang sekarang menjalankan penyelidikan, Silvio Valletta, dan istrinya, seorang menteri pemerintah puncak.
Keluarga tersebut menuduh bahwa pembunuhannya merupakan "pembunuhan terarah" terhadap seorang jurnalis yang karyanya berfokus untuk mengungkap "korupsi, kriminalitas, konflik kepentingan dan kegagalan etika dalam pengambilan keputusan" oleh politisi dan rekan mereka.
Investigasi paling signifikan yang dilakukan oleh Caruana Galizia berasal dari Panama Papers, sebuah kebocoran dokumen dari arsip-arsip firma hukum lepas pantai Mossack Fonseca. Pemerintah Malta menawarkan hadiah €1 juta untuk informasi yang berkaitan dengan pembunuhan tersebut.
Seorang jaksa agung Italia, Carmelo Zuccaro, mengatakan bahwa dia yakin pembunuhan tersebut dapat dikaitkan dengan penyelidikan yang dilakukan Caruana Galizia dalam operasi penyelundupan bahan bakar yang mencakup Libya, Malta, dan Italia dan melibatkan kelompok kriminal terorganisir di Sisilia. Caruana Galizia menulis beberapa artikel yang terkait dengan penyelidikan tersebut.
Antonio Di Pietro, seorang politisi Italia dan hakim yang merupakan seorang jaksa dalam percobaan anti-korupsi Mani Pulite di Italia pada tahun 1990an, mengatakan bahwa pembunuhan Caruana Galizia memiliki ciri khas pembunuhan ala mafia.
"Itu profesional dan pembunuhan bergaya mafia klasik," kata Di Pietro kepada Times of Malta. "Gaya mafia adalah intimidasi. Sasarannya bukan hanya Caruana Galizia yang malang ... tapi semua orang di sekitarnya karena ini adalah peringatan yang jelas: hati-hati atau Anda akan mengalami nasib yang sama. "
Menanggapi sebuah surat dari delapan organisasi media terbesar di dunia termasuk New York Times, BBC, dan The Guardian, wakil presiden komisi Uni Eropa pertama Frans Timmermans, bulan lalu mengeluarkan sebuah peringatan kuat ke Malta.
"Mata Eropa tengah mengawasi pihak berwenang Malta," kata Timmermans. "Kami ingin mereka yang secara langsung dan tidak langsung bertanggung jawab atas pembunuhan mengerikan ini dibawa ke pengadilan."
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari