Menuju konten utama
Kampanye COVID-19

Yuk, Kurangi Mobilitas saat Libur Nataru demi Cegah Lonjakan Kasus

Pemerintah terus berupaya untuk mempertahankan kasus positif COVID-19 serendah mungkin dengan penurunan kasus yang konsisten.

Yuk, Kurangi Mobilitas saat Libur Nataru demi Cegah Lonjakan Kasus
Pengunjung berswafoto di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Ratu Boko, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (24/9/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.

tirto.id - Pemerintah meminta masyarakat kurangi mobilitas jelang libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) demi cegah lonjakan kasus COVID-19. Hal ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemkes), Siti Nadia Tarmidzi.

“Pemerintah terus berupaya untuk mempertahankan kasus positif COVID-19 serendah mungkin dengan penurunan kasus yang konsisten,” katanya dalam webinar “Libur Nataru dan Varian Baru: Strategi Cegah Gelombang Ketiga Pandemi COVID-19” di Jakarta pada 16 November 2021 seperti dikutip dari situs Kemkes.

“Upaya ini akan efektif jika masyarakat patuh, taat dan disiplin terapkan protokol kesehatan termasuk mengurangi mobilitas dan berpartisipasi dalam vaksinasi COVID-19,” tegas Nadia.

Dia berujar, dalam upaya penanggulangan pandemi di Indonesia dikelompokkan ke dalam lima pilar utama. Pertama, yaitu deteksi. Deteksi dilakukan melalui penguatan testing, tracing, dan karantina/isolasi. Deteksi juga dilakukan melalui surveilans untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan surveilans genomic untuk mengawasi varian baru serta pengawasan di pintu masuk negara.

Kedua, yakni manajemen klinis. Manajemen klinis dilakukan tatalaksana kasus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan termasuk potensi obat baru dan persiapan kapasitas rumah sakit dan fasyankes lain.

Berikutnya yang ketiga adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku dilakukan melalui penguatan protokol kesehatan berbasis teknologi informasi PeduliLindungi.

Keempat, yakni peningkatan cakupan vaksinasi, dan yang terakhir atau kelima adalah penguatan sistem kesehatan. Penguatan sistem kesehatan untuk menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan esensial dan memenuhi standar protokol kesehatan.

“Situasi [pandemi] yang sudah membaik ini harus kita pertahankan. Laju kasus harus terus kita tekan. Memastikan mobilitas tidak meningkat secara tajam agar laju penularan juga tidak meningkat. Tes dan tracing ditingkatkan dan diperkuat agar secara cepat kita temukan kasus positif. Semakin disiplin terapkan protokol kesehatan dan terus meningkatkan cakupan vaksinasi. Kita harus pastikan setelah libur Nataru tidak terjadi lonjakan kasus,” kata Nadia.

Dalam webinar tersebut juga hadir mantan Direktur WHO Asia Tenggara yang juga Pengamat Kesehatan Masyarakat, Tjandra Yoga Aditama, dan Dubes RI untuk Singapura, Suryopratomo.

Tjandra Yoga Aditama menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk terus waspada mengingat umur COVID-19 yang baru dua tahun sehingga masih banyak hal yang tak terduga dari virus ini.

“Kita bersyukur kasus positif kita menurun sangat tajam dan bertahan lama. Tetapi kita juga harus tetap belajar dari negara-negara lain. Kita mesti tetap waspada dari sekarang,” tukasnya.

Suryopratomo mengungkapkan terjadinya lonjakan kasus di Singapura sejak pertengahan Juli 2021 lalu selain kemunculan varian delta, pelanggaran protokol kesehatan, juga disebabkan masih banyaknya orang yang tidak mau divaksinasi.

“Pemerintah Singapura mulai memberlakukan kebijakan baru yaitu orang [warganya] dipaksa divaksinasi. Orang yang tidak divaksinasi, kalau sakit harus bayar sendiri,” ujarnya.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Ibnu Azis

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Yantina Debora