Menuju konten utama

Virus-virus yang Menghantui Dunia

Beberapa dekade terakhir, manusia semakin akrab dengan virus-virus “baru” yang mewabah di dunia. Virus mematikan pun menjadi teror tak kasat mata bagi umat manusia dan makhluk lainnya. Bila dilacak asalnya, hampir di berbagai pelosok dunia terindentifikasi kemuculan awal sebuah virus terutama di benua Afrika.

Ilustrasi wanita Afrika [Foto/Shutterstok]

tirto.id - Seekor monyet Afrika diselundupkan ke Amerika Serikat. Binatang tersebut ternyata membawa virus mematikan. Virus misterius ini bisa mencabut nyawa dalam hitungan jam bagi seseorang yang terinfeksi. California dihadapkan dengan wabah virus besar-besaran yang mengerikan. Virus mematikan ini sempat muncul Afrika 30 tahun sebelumnya. Demi memusnahkan virus ini, dilakukan bumi hangus di kawasan yang terkena wabah. Namun, virus ini kembali muncul di dunia baru yang jaraknya ribuan kilometer dari Afrika.

Kisah tersebut bukan nyata, tetapi hanya bagian dari film Outbreak yang dirilis 20 tahun lalu oleh Hollywood. Film bergenre sains fiksi yang bercerita soal virus semacam ini banyak berlatar benua Afrika, dan biasanya dikaitkan dengan binatang penyebar virus seperti nyamuk, kelelawar, monyet, anjing dan sebagainya. Dalam kekinian, film yang dibintangi Morgan Freeman dan Dustin Hoffman seolah jadi kenyataan.

Nama-nama virus yang awalnya asing di telinga orang seperti Zika, Ebola, SARS, MERS, H7N9, HIV dan banyak lagi macamnya akhirnya menjadi momok yang menakutkan seluruh dunia. Zika yang awalnya hanya riuh ramai dan menjadi kekhawatiran negara-negara Amerika nan jauh di sana, kini justru bikin ketar-ketir pemerintah negara-negara di Asia Tenggara. Beberapa bulan lalu, orang-orang di Asia mungkin tak akan berpikir tentang virus Zika yang begitu cepat dan masif menyebar ke penjuru dunia.

Manusia mencoba mencari tahu keberadaan dan asal sebuah virus. Sayangnya hanya bisa mengetahui indentifikasi awal kemunculan lokasi sebuah virus. Beberapa benua seperti Afrika memang menjadi langganan titik awal kemunculan sebuah virus berbahaya.

src="//mmc.tirto.id/image/2016/09/14/Virus-01_ratio-9x16.jpg" width="860" /

Virus dan Afrika

Manusia di Bumi jumlahnya sekitar 7 miliar jiwa ini hanya terbagi beberapa ras, lain hal dengan virus. Jumlah jenis virus dunia yang jelas lebih beragam dari yang tak bahaya hingga paling mematikan. Manusia punya keterbatasan mendeteksi seluruh virus yang ada di Bumi, tapi berdasarkan perkiraan ada 1 juta jenis virus yang bisa menginfeksi makhluk vertabrata. Ini setara 20 jenis virus di masing-masing jenis vertabrata, yang diperkirakan ada 50.000 jenis. Sebuah studi terbaru mengungkapkan ada 320.000 jenis virus yang juga bisa menginfeksi mamalia.

Dalam sebuah tulisan yang berjudul “The 9 Deadliest Viruses on Earth” yang ditulis livescience.com, sebanyak empat dari sembilan virus yang dianggap paling mematikan berasal dari benua Afrika. Virus itu antara lain Marburg, Ebola, HIV, dan Smallpox. Virus Marburg misalnya, meski muncul kali pertama di Jerman pada 1967, virus ini ternyata berasal dari monyet yang terinfeksi virus yang berasal dari Uganda. Selain itu ada Ebola yang pertama diketahui pada 1976 di Sudan dan Kongo, termasuk virus HIV yang tersohor.

Virus Zika yang saat ini sedang ramai diperbincangkan, menurut catatan WHO, pertama teridentifikasi di Uganda pada 1947 yang berasal dari monyet. Virus ini juga diketahui menyerang manusia pada 1952 di Uganda dan Tanzania. Hingga akhirnya ramai menyerang Brasil dan negara lainnya di benua Amerika sejak tahun lalu.

Jadi sebenarnya dari mana asal virus bermula? Ed Rybicki, seorang virologist dari University of Cape Town di Afrika Selatan mencoba memberi jawaban. Intinya virus sudah ada sejak lama dan terus muncul, berkembang, dan menyebar berbagai wilayah. Virus juga tak hanya menyerang manusia, tapi menyerang organisme lainnya di Bumi.

“Melacak asal virus itu susah karena mereka tak meninggalkan fosil,” kata Ed Rybicki dikutip dari scientificamerican.com.

Manusia modern saat ini seolah-olah terkaget-kaget dengan kemunculan virus-virus yang namanya makin banyak jadi pemberitaan. Padahal virus ini sudah lama menghuni Bumi dari usia manusia atau makhluk hidup yang diserangnya. Virus salah satu penghuni bumi yang “abadi”, mereka hanya bisa tertahan dan membeku di suhu tertentu. Tahun lalu para ilmuan menemukan virus "raksasa" yang membeku di kawasan Siberia yang “terkubur” sudah 30.000 tahun.

“Virus ini juga masih berpotensi menginfeksi jika dicairkan dari kondisi beku, meskipun virus ini tak berbahaya bagi manusia,” kata Chanral Abergel, ilmuwan dari National Center for Scientific Research di Aix-Marseille University, Perancis dikutip dari livescience.com.

Keberadaan virus yang terlacak di masa lampau, kenyataannya masih ada yang menginfeksi manusia modern sampai saat ini. Dalam laporan yang berjudul “How Smallpox Changed the World”, virus smallpox yang dikenal sebagai cacar sudah terindentifikasi sejak ribuan tahun lalu pada era Mesir kuno.

Sebuah mumi Firaun yang dibuka pada 1898, menunjukkan sebuah luka identik yang disebabkan oleh cacar. Yang vaksinya baru ditemukan 100 tahun sebelum penemuan mumi tersebut. Virus smallpox diduga sudah menjangkiti manusia sejak 10.000 tahun lalu di Afrika Utara.

Virus sudah ada sejak lama bahkan pada era manusia kuno, hanya manusia saja yang lupa terhadap keberadaan mereka. Mereka akan diingat dan diwaspadai jika muncul di tengah-tengah kehidupan manusia yang sudah modern ini. Manusia hanya bisa waspada dan terus mencari jawaban untuk menyingkirkan atau menghalau sementara virus dengan vaksin-vaksin buatannya.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti