tirto.id - Desa Wani II, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, habis dilumat tsunami pada Jumat sore pekan lalu, 28 September 2018. Menurut keterangan saksi mata, gelombang tsunami mulai naik dan menggulung rumah-rumah di desa itu setelah gempa kedua yang terjadi pada pukul 17.52 waktu setempat.
“Gempa pertama air mulai naik sebetis orang dewasa," Ujar Husni, warga di Jalan H Amboedo, kepada Tirto, hari ini (5/10/2018).
Ia mengatakan, saat air laut mulai naik, warga di desa Wani segera berlari menyelamatkan diri ke tempat lebih tinggi sejauh delapan kilometer dari bibir pantai Pelabuhan Wani. Saat gempa kedua terjadi, gelombang air laut makin meninggi sekitar 3 meter.
Gelombang itu kemudian menyapu seluruh rumah di bibir pelabuhan, termasuk menyeret 10 kapal hingga ke daratan.
“Di desa kami korban jiwa 20-an orang," ujar Husni.
Tirto mendapatkan video amatir yang merekam tsunami menerjang Desa Wani. Video ini direkam via ponsel oleh Danu Prawira, anak buah kapal Sabuk Nusantara 39. Kapal ini terseret ke daratan ketika gelombang tsunami menerjang desa tersebut.
Menurut Danu, air laut sempat turun ketika gempa pertama bergetar. Pada gempa kedua, kata Danu, gelombang setinggi tiga meter langsung melahap pelabuhan dan meluluhlantakkan permukiman di Desa Wani II.
"Kapal ini sempat berputar dua kali kemudian terbawa gelombang ke daratan," kata Danu.
"Semua warga berlarian."
Air laut merendam rumah-rumah di desa itu selama 30 menit. "Ketika mulai surut,” ujar Danu, “rumah sudah hancur. Kondisi gelap.”
Korban Meninggal Capai 1.424 Orang
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai 1.424 orang hingga Kamis, 3 Oktober 2018, pukul 13.00 WIB.
Rinciannya, 1.203 orang di Kota Palu, 144 orang di Kabupaten Donggala, 64 orang di Kabupaten Sigi, dan 12 orang di Kabupaten Parigi Moutong, dan satu orang di Pasangkayu (Sulawesi Barat).
“Prioritas pertama penanganan gempa dan tsunami adalah melanjutkan evakuasi, pencarian, dan pertolongan korban,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Humas BNPB di Jakarta.
Penulis: Arbi Sumandoyo
Editor: Abdul Aziz & Mufti Sholih