tirto.id - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia mengalami kenaikan 4,1 persen secara year on year (yoy). Per Juli 2020, posisi utang luar negeri mencapai 409,7 miliar dolar AS. Rinciannya 201,8 miliar dolar AS ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 207,9 miliar dolar AS.
Dengan demikian, rasio utang Indonesia terhadap PDB mencapai 38,2 persen dari PDB per Juli 2020. Angka ini naik dari rasio bulan sebelumnya yang mencapai 37,4 persen dari PDB.
“Struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,1 persen dari total ULN,” ucap Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis, Selasa (15/9/2020).
ULN pemerintah pada Juli 2020 mencapai 199 miliar dolar AS. Angka ini naik 2,3 persen yoy, relatif lebih tinggi dari kenaikan Juni 2020 yang hanya 2,1 persen yoy. Peningkatan ULN ini disebabkan adanya penarikan sebagian komitmen lembaga multilateral dan penerbitan Samurai Bonds.
Adapun ULN Pemerintah saat ini digunakan untuk beberapa kebutuhan. Rinciannya, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,6 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,5 persen), sektor jasa pendidikan (16,4 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi (11,9 persen), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,8 persen).
Sementara itu ULN swasta Juli 2020 mencapai 207,9 miliar dolar AS. Angka ini naik 6,1 persen (yoy), melambat dari persentase kenaikan pada Juni 2020 sebesar 8,3 persen (yoy).
BI mencatat terjadi perlambatan pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) dan kontraksi ULN lembaga keuangan (LK). ULN perusahaan PBLK hanya tumbuh 8,7 persen (yoy) melambat dari Juni 2020 11,5 persen yoy. ULN lembaga keuangan mengalami kontraksi lebih dalam di Juli 2020 mencapai 2,2 persen (yoy) dari Juni 2020 terkontraksi 1,9 persen (yoy).
“Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,2% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan,” ucap Onny.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti