tirto.id - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2023 tercatat 395,1 miliar dolar AS, turun dibandingkan posisi sebelumnya akhir Juli 2023 yang mencapai 397,1 miliar dolar AS.
"Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,8 persen year on year (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 0,7 persen yoy," kata Erwin Haryono dalam keterangan resmi, dikutip Antara, Jakarta, Senin (16/10/2023).
Erwin bilang, ULN Indonesia pada Agustus 2023 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) yang turun menjadi 29,1 persen, dari 29,2 persen pada bulan sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,4 persen dari total ULN.
"Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," katanya.
Ia mengungkapkan penurunan posisi ULN tersebut bersumber dari ULN sektor publik dan swasta. Posisi ULN pemerintah pada akhir Agustus 2023 tercatat sebesar 191,6 miliar dolar AS, turun dibandingkan pada bulan sebelumnya sebesar 193,2 miliar dolar AS, atau melambat menjadi 3,6% yoy dari periode sebelumnya sebesar 4,1% yoy .
Perkembangan ULN itu, lanjut Erwin, dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar surat berharga negara (SBN) domestik seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang tinggi.
Selain itu, pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.
Secara rinci, ULN pemerintah mendukung pembiayaan di sektor produktif dan belaja prioritas diantaranya, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 24% dari total ULN pemerinta, administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib 18,2%, jasa pendidikan 16,8%, kontruksi 14,2%, jasa keuangan dan asuransi 10,1%.
Ia mengatakan, posisi ULN pemerintah realtif aman dan terkendali mengingat seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total pemerintah.
Sementara, posisi ULN swasta pada akhir Agustus 2023 tercatat sebesar 194,3 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya senilai 194,5 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta kembali mengalami kontraksi pertumbuhan 5,2 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya 5,5 persen (yoy).
Penurunan ULN swasta itu terutama disebabkan oleh makin dalamnya kontraksi pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) menjadi 5,1 persen (yoy) dibandingkan dengan kontraksi 4,3 persen (yoy) pada periode sebelumnya.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,2 persen dari total ULN swasta.
"ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,9 persen terhadap total ULN swasta," tuturnya.
u
Editor: Reja Hidayat