tirto.id - Posisi utang Indonesia per akhir Mei 2020 berada di angka Rp5.258,57 triliun. Nilai ini naik dari posisi akhir April 2020 yang berkisar Rp5.172,48 triliun.
Rasio utang per akhir Mei 2020 naik di angka 32,09 persen dari PDB dari bulan sebelumnya di angka 31,78 persen dari PDB.
Adapun komposisi utang pada Mei 2020 terdiri dari Rp4.442,90 triliun Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp815,66 triliun dari pinjaman.
Jika dirinci ada SBN senilai Rp3.248,23 dalam bentuk nilai tukar domestik yang terbagi menjadi Rp2.650,69 triliun Surat Utang Negara (SUN) dan Rp597,54 triliun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Lalu Rp1.194,67 triliun berdenominasi valas dengan pembagian Rp970,73 triliun SUN dan Rp223,94 triliun SBSN.
Komposisi pinjaman sendiri terbagi menjadi Rp9,94 triliun pinjaman dalam negeri dan Rp805,72 triliun pinjaman luar negeri. Pinjaman luar negeri pun terdiri dari Rp316,68 triliun bilateral, Rp446,69 triliun multilateral, dan Rp42,35 triliun dari bank komersial.
Porsi pembiayaan utang pada Mei 2020 mencapai Rp360,7 triliun atau 35,8 persen dari target APBN 2020 senilai Rp1.006,4 triliun. Rinciannya SBN (neto) mencapai Rp369 triliun atau 67,1 persen dari target Rp999,4 triliun dan tumbuh 98 persen dari tahun sebelumnya (yoy). Lalu pinjaman (netto) tercatat negatif Rp8,3 triliun.
Secara keseluruhan Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat selama Mei 2020, ada realisasi pembiayaan senilai Rp356,1 triliun. Nilai itu setara 41,7 persen dari target APBN 2020 sesuai Perpres 54/2020 senilai Rp852,9 triliun.
“Terjadi kenaikan 122,6% dibandingkan tahun lalu,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/6/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan