tirto.id - CEO Bukalapak Achmad Zaky bertemu Presiden Joko Widodo pada Sabtu pagi (16/2/2019). Menurut Zaky, pertemuan itu digelar atas undangan Jokowi kepada dirinya untuk mengadakan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta.
Mereka bertemu setelah twit Zaky, yang mengkritik minimnya alokasi anggaran riset pemerintah RI, memicu kontroversi di media sosial. Twit itu bahkan memicu perang tagar #uninstallbukalapak dan #uninstalljokowi.
Dalam pertemuan itu, Zaky menyatakan meminta maaf kepada Jokowi dan menyampaikan klarifikasi soal twitnya tersebut. Setelah bertemu Jokowi, dia pun menjelaskan kepada wartawan tentang maksud dan tujuannya menulis twit yang menyoroti dana riset di Indonesia.
Menurut Zaky, twitnya itu didasari semangat memajukan riset dan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Menurut dia, pengembangan riset memerlukan kolaborasi pemerintah dan pelaku usaha.
"Saya pikir semangatnya antara pemerintah dan pelaku industri sama-sama harus membangun riset. Poin di tweet saya bukan hanya untuk negara, tapi pelaku bisnis," kata Zaky di Istana Merdeka, Jakarta seperti dikutip Antara.
Dia menjelaskan, di negara-negara maju, dana riset besar karena ada kolaborasi pemerintah dan pelaku usaha. "Saya ajak pengusaha untuk bisa kerja sama dengan universitas dan pemerintah. Yuk sama-sama fokus di SDM," kata Zaky.
Selain itu, dia mengingatkan, tanpa kemajuan riset dan pengembangan teknologi, persaingan bisnis akan didominasi oleh perang harga.
"Karena perang ke depan, bukan dengan manusia secara fisik tapi pinter-pinteran. Kalau enggak fokus di riset, kita akan perang harga," kata Zaky.
Dia mengakui data yang ia sampaikan dalam twitnya terkait anggaran riset ekonomi digital sudah lama yaitu tahun 2013 dan diambil dari Wikipedia. Meski demikian, kata dia, substansi twit itu ialah semangat memajukan kualitas riset dan SDM Indonesia.
"Saya belum dapat data update terbaru. Saya pikir semangatnya. Tolong diambil semangatnya. Saya anak muda, pelaku industri, fokus ke SDM yang berkualitas dengan riset dan teknologi," ujar Zaky.
Zaky menulis twit pada 13 Februari 2019 pukul 22.25, melalui akun @achmadzaky: “Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD): 1. US 511B; 2. China 451B; 3. Jepang 165B; 4. Jerman 118B; 5. Korea 91B; 11. Taiwan 33B; 14. Australia 23B; 24. Malaysia 10B; 25. Spore 10B; 43. Indonesia 2B. Mudah2an presiden baru bisa naikin.”
Kalimat terakhir yang memicu kontroversi: "mudah-mudahan presiden baru naikin [anggaran riset dan pengembangan]." Twit itu dinilai warganet 'menyerang' Jokowi. Frasa 'presiden baru' diartikan sebagai dukungan terhadap lawan Jokowi di Pilpres 2019: Prabowo Subianto.
Twit Zaky itu kemudian memicu kemunculan gerakan #UninstallBukalapak yang trending di Twitter. Hingga Jumat (15/2/2019) pukul 12.00, cuitan #uninstallbukalapak mencapai 64,1 ribu dan menjadi tren teratas di Twitter. Di posisi kedua, terdapat #uninstalljokowi yang mencapai 17 ribu twit.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH