Menuju konten utama

Update Palestina-Israel: 80 Jenazah Warga Gaza Dipulangkan

Konflik antara Israel dan Hamas masih terjadi. Update terkini, Israel telah memulangkan 80 jenazah warga Gaza, Palestina, yang jadi korban perang.

Update Palestina-Israel: 80 Jenazah Warga Gaza Dipulangkan
Warga Palestina mengevakuasi korban luka-luka dan meninggal akibat bombardir Israel di Rafah, Jalur Gaza, Jumat (1/12/2023). (AP Photo/Hatem Ali)

tirto.id - Konflik antara Israel dan Hamas masih berlangsung hingga saat ini. Sejak perang yang pecah pada 7 Oktober 2023, puluhan ribu masyarakat Palestina jatuh menjadi korban.

Gaza pun menghadapi situasi semakin memburuk dengan lebih dari 300.000 orang mengungsi karena serangan bom Israel yang terus berlanjut.

Perang ini tidak hanya merugikan Israel dan Palestina, tetapi juga wilayah di sekitarnya, terutama Lebanon Selatan. Akibat konflik senjata, masyarakat di wilayah ini terpaksa mengungsi untuk menghindari serangan yang kian masif.

Hingga hari ini, situasi perang antara Israel dan Hamas pun masih sangat tegang. Dalam laporan Al Jazeera tercatat bahwa korban tewas dalam perang Israel-Hamas telah mencapai hampir 21.000 orang

Meski demikian, Kepala militer Israel menyatakan bahwa perang melawan Hamas akan berlanjut selama "berbulan-bulan." Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menegaskan bahwa konflik ini masih jauh dari kata selesai meskipun ada upaya diplomatik.

80 Jenazah Warga Gaza Dipulangkan Israel

Israel telah memulangkan 80 jenazah warga Gaza, Palestina, yang tewas dalam konflik dengan Hamas pada 27 Desember 2023. Seperti dilansir dari The Straits Times, 80 jenazah tersebut dipulangkan setelah status mereka dikonfirmasi bukan sebagai sandera Israel yang diambil oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023.

Hal tersebut pun dibenarkan oleh pihak Kementerian Kesehatan Palestina bahwa 80 jenazah yang dipulangkan setelah melalui prosedur identifikasi. Atas kepulangan 80 jenazah tersebut, otoritas di Gaza lantas berusaha mencari tahu identitas jenazah serta kronologi kematian para korban.

Adapun menurut juru bicara militer Israel, langkah pemeriksaan diambil sebagai bagian dari upaya mereka untuk mencari sandera dan orang yang hilang. Proses identifikasi forensik di Israel diperlukan karena adanya kesulitan dalam mengidentifikasi korban.

Setelah melewati serangkaian proses pemeriksaan, jenazah-jenazah tersebut dikembalikan melalui Palang Merah kepada otoritas Hamas.

Proses pengembalian jenazah dilakukan melalui perlintasan perbatasan Kerem Shalom antara Israel dan Gaza. Menurut keterangan Kementerian Kesehatan, jenazah-jenazah tersebut dikumpulkan dari bagian utara Jalur Gaza.

Jumlah Korban Perang Israel-Hamas

Jumlah korban perang antara Israel dan Hamas terus bertambah seiring berjalnnya waktu. Dilansir dari Al Jazeera pada 26 Desember 2023, tercatat lebih dari 20.915 orang dilaporkan tewas. Sementara itu, sekitar 55.000 orang lainnya terluka sejak serangan balasan Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023.

Kementerian Kesehatan Gaza pun melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir 241 orang tewas akibat serangan udara oleh Israel di beberapa wilayah. Sementara itu, 382 orang lainnya mengalami luka-luka.

Pihak militer Israel menyerang 100 target di selatan Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir. Pengeboman Israel tercatat menewaskan warga Palestina dalam semalam di wilayah Khan Younis, Bureij, Juhor ad-Dik dan Nuseirat, seperti dilaporkan kantor berita pemerintah Palestina, Wafa.

Meski telah memakan puluhan ribu korban, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa perang tidak akan berhenti. Berdasarkan laporan dari media Israel, Netanyahu bahkan menyebut siap “mendorong” warga Palestina di Gaza untuk meninggalkan daerah Enklave tersebut.

Hal serupa juga dinyatakan oleh Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Herzi Halevi. Herzi Halevi yang baru saja tiba dari Gaza untuk melakukan penilaian militer dan situasi menyatakan bahwa perang akan berlangsung selama "berbulan-bulan".

Sementara itu, peningkatan pengiriman bantuan di Gaza berdasarkan resolusi baru Dewan Keamanan PBB terus ditingkatkan dengan dikoordinatori oleh Sekretaris Jenderal PBB yang baru yakni Sigrid Kaag.

Terkait situasi tersebut, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza saat ini lebih mengerikan daripada peristiwa Nakba pada tahun 1948.

Baca juga artikel terkait UPDATE PALESTINA ISRAEL atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy