tirto.id - Viral di media sosial fakta tentnag Israel yang "mencuri" organ tubuh jenazah warga Palestina. Setelah perang yang dimulai pada 7 Oktober 2023 kemarin, Israel terus menerus melakukan penyerangan ke Palestina baik udara maupun darat.
Tidak semua jenazah warga Palestina yang tewas dapat dikuburkan dengan layak. Hal inilah yang memicu kontroversi bahwa jenazah orang Palestina dimanfaatkan untuk diambil organ tubuhnya ketika Israel menahan puluhan jenazah dalam genosida di Jalur Gaza.
Benarkah Israel Mencuri Organ Tubuh Orang Palestina?
Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med telah menyuarakan penyelidikan internasional terkait isu ini. Mereka telah mendokumentasikan penyitaan puluhan jenazah oleh tentara Israel dari Kompleks Medis Al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza Utara.
Menurut organisasi yang berbasis di Jenewa, tentara Israel telah menggali dan menyita jenazah dari kuburan massal di salah satu halaman Rumah Sakit Al-Shifa.
Israel menyimpan jenazah warga Palestina di kuburan massal rahasia yang terletak di zona militer tertutup sehingga tempat dan penguburan dilakukan secara rahasia.
Sementara puluhan jenazah diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional untuk mengangkut ke Jalur Gaza Selatan untuk menyelesaikan proses penguburan. Jenazah yang telah dibebaskan ini langsung dilakukan penyelidikan oleh para medis.
Merujuk pada laman Middle East Monitor, para dokter di beberapa rumah sakit Palestina di Gaza mengatakan bahwa pencurian organ tidak dapat dibuktikan atau disangkal hanya dengan pemeriksaan medis forensik.
Menurut mereka mustahil melakukan analitis penuh terhadap mayat-mayat yang ditemukan mengingat intensnya serangan udara dan artileri serta terus bertambahnya warga sipil yang terluka.
Meski begitu, para dokter juga mendeteksi adanya beberapa tanda kemungkinan pencurian organ oleh militer Israel. Para profesional medis di Gaza memeriksa beberapa jenazah dan menemukan bukti pencurian organ termasuk hilangnya koklea dan kornea serta organ vital lainnya seperti hati, ginjal, dan jantung.
Penulis: Wulandari
Editor: Dipna Videlia Putsanra