tirto.id - Gencatan senjata di Gaza terancam batal setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan kabinet tidak akan memberikan suara sebelum Hamas menerima semua elemen perjanjian.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani selaku mediator menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza pada Rabu (15/1).
AFP mewartakan, kedua belah pihak yakni antara Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan terkait tahanan dan pertukaran sandera.
Sheikh Mohammed berharap tercapainya kesepakatan itu dapat menjadi halaman terakhir perang serta semua pihak dapat komitmen untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian.
Seorang Pejabat Hamas, Sami Abu Zhuri, mengatakan, kesepakatan gencatan senjata Gaza ini menjadi sejarah baru yang dicapai oleh keteguhan rakyat Gaza, serta kegagalan penjajah untuk mencapai tujuannya.
Gencatan senjata Israel-Hamas ini rencananya mulai berlaku mulai Minggu, 19 Januari 2025, dan akan berlangsung untuk enam minggu.
Akan tetapi, belum sampai waktu yang ditentukan untuk memulai gencatan senjata, perjanjian itu baru-baru ini diisukan akan batal.
Lantas, apakah benar gencatan senjata Israel-Hamas akan batal dan apa penyebabnya?
Update Gencatan Senjata di Gaza Hari Ini: Terancam Batal
Diwartakan Al Jazeera, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pihaknya tidak akan bertemu untuk memberikan suara terkait kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Hal itu akan dilakukan Netanyahu hingga mediator memberitahukan Israel bahwa Hamas telah menerima semua elemen perjanjian.
Artinya, Israel bisa dikatakan tidak akan menyetujui perjanjian itu jika Hamas tidak bisa memenuhi semua elemen perjanjian yang diinginkan Israel.
Kabinet Israel sebelumnya dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada Kamis, 16 Januari 2025 waktu setempat untuk meratifikasi kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.
Netanyahu juga sampai mengatakan bahwa pertemuan itu tidak akan pernah terjadi, terutama jika Hamas belum memenuhi semua elemen perjanjian.
"Hamas mengingkari sebagian perjanjian yang dicapai dengan para mediator dan Israel dalam upaya untuk memeras konsesi di menit-menit akhir. Kabinet Israel tidak akan bersidang sampai para mediator memberitahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua elemen perjanjian," ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dikutip Al Jazeera.
Selain itu, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri dari pemerintahan jika pemerintah meratifikasi kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
"Jika kesepakatan yang tidak bertanggung jawab ini disetujui dan dilaksanakan, kami sebagai anggota Jewish Power akan mengajukan surat pengunduran diri kepada perdana menteri," tegas Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi.
Merespons pernyataan Benjamin Netanyahu dan Ben-Gvir, pejabat senior Hamas, Izzat al-Risheq mengatakan bahwa kelompok Palestina tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata yang diumumkan oleh mediator pada Rabu kemarin.
Sampai Tirto menerbitkan tulisan ini, belum ada informasi terbaru terkait kelanjutan kesepakatan gencatan antara Israel dan Hamas.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Dipna Videlia Putsanra