tirto.id - Bencana tanah longsor melanda Banjarnegara, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Situkung, Kecamatan Pandanarum, pada Sabtu (15/11).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, ada sebanyak 45 jiwa yang masih terisolasi akibat longsor tersebut.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan puluhan warga itu masih dalam proses evakuasi.
Selain itu, menurut dia, sekitar 286 KK atau 660 jiwa telah mengungsi ke Kantor Kecamatan Pandanarum.
"Longsor dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut, menyebabkan tebing runtuh, menimpa area perkebunan serta persawahan warga, dan mengancam pemukiman di sekitarnya," kata Abdul dalam keterangan tertulis, Minggu (16/11).
Berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Banjarnegara, satu warga bernama Klewih (40) ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri dan mengalami luka fraktur. Setelah dievakuasi dan diperiksa di Puskesmas, korban sadar kembali dan dalam keadaan membaik.
Selain Klewih, terdapat 2 warga lainnya yang mengalami luka-luka dan telah dirujuk ke RSUD BNA serta Puskesmas Pandanarum. Dengan demikian, total 3 orang luka-luka akibat longsor ini.
Kerusakan material akibat longsor, kata dia, mencakup sekitar 30 unit rumah serta lahan persawahan dan perkebunan yang terdampak. Pendataan lanjutan terus dilakukan untuk memastikan kondisi seluruh wilayah terdampak.
Update Longsor Banjarnegara: Belum Ada Korban Jiwa
Menurut data dari Tim Reaksi Cepat BPBD Banjarnegara, berdasarkan data hingga Minggu (16/11) pukul 16.35 WIB tercatat sebanyak 179 jiwa mengungsi ke Pendopo Kecamatan Pandanarum dan belum ditemukan korban meninggal dunia.
BPBD Banjarnegara juga belum menerima laporan mengenai jumlah rumah rusak akibat kejadian tersebut karena masih dilakukan pendataan.
Dalam rekaman video berdurasi 26 detik yang beredar melalui WhatsApp terlihat sejumlah warga berlarian ketika terjadi tanah longsor dari atas bukit yang berlokasi tidak jauh dari permukiman.
Sementara dalam video lainnya yang berdurasi 13 detik terlihat bangunan rumah yang tertimbun tanah dan narator menceritakan jika pergerakan tanah masih terjadi.
Penyebab Longsor Banjarnegara: Hujan Lebat
Abdul Muhari mengatakan, longsor dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut, menyebabkan tebing runtuh, menimpa area perkebunan serta persawahan warga, dan mengancam pemukiman di sekitarnya.
Kerusakan material akibat longsor, mencakup sekitar 30 unit rumah serta lahan persawahan dan perkebunan yang terdampak. Pendataan lanjutan terus dilakukan untuk memastikan kondisi seluruh wilayah terdampak.
Dia mengatakan BPBD setempat bersama unsur terkait telah mendirikan pos lapangan, dapur umum, dan tenda pengungsian di Kantor Kecamatan Pandanarum.
Longsor itu terjadi setelah pemerintah setempat menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Tanah Longsor, Angin Kencang, Cuaca Ekstrem, dan Banjir berdasarkan Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 300.2/871/TAHUN 2025 yang berlaku sejak 28 Oktober 2025 hingga 31 Mei 2026.
Editor: Yantina Debora
Masuk tirto.id


































