Menuju konten utama

Update Corona 28 Mei 2020: Kasus COVID-19 Capai 5,7 Juta di Dunia

Kasus COVID-19 di seluruh dunia bertambah menjadi 5,7 juta.

Update Corona 28 Mei 2020: Kasus COVID-19 Capai 5,7 Juta di Dunia
Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Menurut data Worldometers yang diambil pada Kamis (28/5/2020) pukul 10.30 WIB, kasus virus corona COVID-19 di seluruh dunia mencapai lebih dari 5,7 juta. Kasus terbanyak berada di Amerika Serikat dengan 1,7 juta disusul Brasill 414.661 dan Rusia dengan 370.680 kasus.

Jumlah kematian akibat virus corona tercatat hingga Rabu malam yaitu 357.425 orang dan yang dinyatakan sembuh dari virus sebanyak 2.497.593 orang.

Amerika Serikat melampaui tonggak sejarah dalam pandemi virus corona pada Rabu kemarin dengan jumlah kematian mencapai 100.000, atau menjadi yang terbanyak di dunia.

Angka itu mewakili kenyataan bahwa lebih banyak orang Amerika meninggal karena virus daripada dari perang Vietnam dan Korea.

"Ini pengingat yang mencolok tentang betapa berbahayanya virus ini," kata Josh Michaud, associate director kebijakan kesehatan global Kaiser Family Foundation di Washington.

Jumlah korban ini memunculkan kekhawatiran pada bulan-bulan mendatang ketika kasino Las Vegas dan Walt Disney World berencana untuk membuka kembali. Orang AS akan kembali berkerumun di pantai dan pejabat kesehatan masyarakat memprediksi adanya lonjakan pada musim gugur.

Anthony Fauci, pakar penyakit menular negara itu, mengeluarkan peringatan keras setelah menonton video kerumunan orang pada Memorial Day di sebuah pesta kolam renang di Missouri.

"Kami memiliki situasi di mana Anda melihat kerumunan tanpa masker dan orang-orang berinteraksi. Itu tidak bijaksana, dan itu mengundang situasi yang bisa lepas kendali," katanya, seperti dikutip AP News.

"Jangan mulai mengabaikan beberapa rekomendasi dalam pedoman karena itu benar-benar berbahaya dan mengundang masalah," ujarnya.

Di seluruh dunia, virus ini telah menginfeksi lebih dari 5,7 juta orang dan menewaskan lebih dari 350.000, dengan AS memiliki kasus dan kematian paling banyak dikonfirmasi sejauh ini.

Eropa telah mencatat sekitar 170.000 kematian, sedangkan AS mencapai lebih dari 100.000 dalam waktu kurang dari empat bulan.

Jumlah kematian sebenarnya akibat virus, yang pertama kali dilaporkan di AS pada bulan Januari, diyakini secara signifikan lebih tinggi. Para ahli mengatakan banyak korban meninggal karena COVID-19 tanpa pernah diuji.

Awalnya, Presiden Donald Trump meremehkan keparahan virus corona dan menyamakannya dengan flu. Ia memperkirakan AS tidak akan mencapai 100.000 kematian.

"Saya pikir kita akan secara substansial berada di bawah angka itu," kata Trump pada 10 April. Sepuluh hari kemudian, dia berkata, "Kita akan menuju 50.000 atau 60.000 orang." Sepuluh hari setelah itu: "Kami mungkin menuju ke 60.000, 70.000."

Para kritikus mengatakan kematian melonjak karena Trump lambat merespons, tetapi ia berpendapat di Twitter bahwa itu bisa 20 kali lebih tinggi tanpa tindakannya.

Dia telah mendesak negara-negara untuk membuka kembali perekonomian mereka setelah berbulan-bulan pembatasan dan tinggal di rumah.

Kasino Las Vegas akan menyambut wisatawan lagi pada 4 Juni. SeaWorld dan Walt Disney World berencana untuk membuka kembali untuk wisatwan di Orlando, Florida, pada bulan Juni dan Juli.

Orang-orang yang telah terkurung di dalam rumah mulai berkeliaran di luar dan berbondong-bondong, tanpa menjaga jarak sosial atau memakai masker.

Kelly Hove dari Twin Falls, Idaho, seorang pianis yang terkenal, meninggal di sebuah panti jompo pada 12 April karena komplikasi COVID-19. Adik iparnya Jan Hove khawatir lebih banyak orang akan mati ketika negara-negara mulai mencabut pembatasan.

"Saya pikir melonggarkan pembatasan terlalu cepat akan menyebabkan lebih banyak kematian, jadi saya sangat khawatir," katanya. “Dan saya pikir kita tidak memiliki kepemimpinan yang memadai. Ini benar-benar lelucon, dari Gedung Putih," ujarnya dikutip AP News.

Virus ini menimbulkan banyak korban dan menewaskan lebih dari 21.000 orang di New York City dan sekitarnya. Pada puncaknya, ratusan orang meninggal per hari di New York City.

Belum ada vaksin atau pengobatan untuk COVID-19, meskipun beberapa perawatan darurat sedang digunakan setelah menunjukkan beberapa harapan dalam pengujian awal.

Di seluruh dunia, sekitar selusin kandidat vaksin mulai diuji atau semakin dekat dengan pengujian. Para pejabat kesehatan mengatakan studi tentang vaksin potensial mungkin dilakukan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH