tirto.id - Uji coba implementasi B30 sudah mencapai 80 persen dari target. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, bahan bakar campuran solar dan 30 persen Fatty Acid Methyl Ester (FAME) itu sudah memiliki hasil sementara lolos uji untuk kendaraan penumpang dan tipe truk.
“Hasilnya sekarang tidak ditemukan masalah apapun. Baik itu performance, filter bahan bakar, oli, emisi, dan asap. Semua kita ukur secara reguler,” ucap Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana kepada wartawan saat ditemui di Lemigas, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019).
“Kan standarnya filter bahan bakar bisa dipakai 10 ribu km. Nah, ini sudah lulus semua,” tegasnya.
Dadan mengatakan, uji kendaraan penumpang dengan bobot di bawah 3,5 ton sudah mencapai 42 ribu km dari target 50 ribu km. Sementra itu, mobil jenis truk dengan bobot di atas 3,5 ton sudah menempuh 30 ribu dari total 40 ribu km.
Meski baru 80 persen, ia menyatakan hasilnya belum berdampak signifikan. Ia mencontohkan, daya dalam ukuran horse power hanya tercatat berkurang sekitar 1 persen.
Sementara itu, konsumsi bahan bakar justru menunjukan bahwa pemakaiannya lebih hemat dari perkiraan.
“Hasil sementara kami sampaikan ke Menteri ESDM dan saya dengar sudah disampaikan dalam ratas presiden. Arahannya presiden minta program ini jalan per 1 Januari 2020,” ucap Dadan.
Uji B30 lanjut ke Kereta sampai Alat Tambang
Ke depan, uji coba B30 akan dilanjutkan untuk alat transportasi lainnya, mulai dari mesin pertanian, alat berat di pertambangan, mesin diesel kereta api, hingga kapal.
Untuk sementara, pengujian ini belum akan merambah lokomotif kereta api. Sementara untuk kapal, waktu pengujiannya akan mundur karena masalah ketersediaan kapal yang akan diujicobakan.
“Mulai minggu depan akan kita lakukan. Langsung B30,” lanjut Dadan.
Di samping itu, ujicoba juga belum akan dilakukan pada pembangkit listrik tenaga biodiesel atau nabati. Dadan menyebutkan, sampai saat ini masih ada ketidakcocokan kandungan logam biodiesel yang dapat menyebabkan korosi pada turbin pembangkit.
Hal serupa juga berlaku untuk pengujian alutsista. Dengan demikian, untuk PLTN atau PLTD dan alutsista masih dalam relaksasi penggunaan B30.
“Yang sekarang PLN kenapa tidak menggunakan, karena engine dan bahan bakar masih agak bermusuhan lah kira-kira,” tuturnya.
Di negara maju seperti Selandia Baru dan Eropa, imbuh Dadan, campuran FAME sudah sampai pada bahan bakar pesawat penumpang. Namun, di Indonesia hal itu masih diurungkan karena masalah pesawat yang belum tersedia.
“Buat pesawat penumpang sulit meyakinkannya. Seper sepuluh detik mati, ya mesinnya mati. Jadi sudah kami minta sejak 2015 tapi kami tidak concern di situ. Kami fokus ke produksi,” pungkasnya.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana