Menuju konten utama

Trump Desak Putin Klarifikasi Isu Rusia di Pilpres AS 2016

Presiden AS Donald Trump mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memberi klarifikasi soal keterlibatan Rusia di Pilpres AS 2016.

Trump Desak Putin Klarifikasi Isu Rusia di Pilpres AS 2016
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. ANTARA FOTO/REUTERS/Yuri Gripas.

tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin agar memberikan klarifikasi soal dugaan campur tangan Rusia pada Pilpres AS 2016 lalu dalam pertemuan kedua presiden tersebut di sela-sela pertemuan puncak G20 di Hamburg, Jerman

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, seperti dikutip Antara, Sabtu (8/7/2017). Ia mengungkapkan bahwa presiden Trump mendesak Putin lebih dari satu kali mengenai keterlibatan Rusia di Pilpres AS 2016 itu. Meski demikian, Presiden Rusia menolak tuduhan campur tangan Rusia dalam proses demokrasi AS tahun lalu dan Moskow telah meminta bukti jika hal itu benar terjadi.

Trump sendiri juga telah berjanji untuk mengadakan pertemuan dengan Moskow dalam kampanyenya untuk masa kepresidenan tahun lalu. Namun ia tak dapat memenuhi janjinya karena pemerintahannya telah diadili oleh penyelidikan atas tuduhan campur tangan Rusia dalam pemilihan dan hubungan antara kampanyenya dan Moskow. Trump menegaskan timnya tidak berkolusi dengan Rusia.

Berbicara di sela-sela KTT G20 di Hamburg, Tillerson juga mengatakan kedua pemimpin tersebut memiliki pertukaran pikiran yang sangat kuat dan panjang mengenai masalah ini. Trump menekan Putin lebih dari satu kali mengenai keterlibatan Rusia. "Kedua pemimpin sepakat bahwa ini adalah hambatan besar dalam kemampuan kita untuk memindahkan hubungan Rusia-AS ke depan," kata Tillerson.

Mereka juga sepakat untuk menjalankan komitmen "tidak campur tangan dalam urusan Amerika Serikat dan proses demokrasi kita dan juga di negara lain," tambahnya. Pertemuan itu adalah salah satu pertemuan yang paling dinantikan antara dua pemimpin di tahun-tahun sebelumnya.

Trump dan Putin berbicara melalui penerjemah dengan menteri luar negeri masing-masing negara yang hadir enam menit sebelum wartawan diizinkan memasuki ruangan untuk sesi tanya-jawab. Setelah itu reporter diantar keluar dan pertemuan dilanjutkan. Pertemuan tersebut berlangsung lebih dari dua jam dan ibu negara AS Melania Trump masuk pada satu titik untuk mendesak mereka untuk menyimpulkan, kata Tillerson.

Di tengah kritik terhadap tindakan Rusia di Ukraina dan Suriah dan penyelidikan mengenai perannya dalam kampanye AS, Trump mendapat tekanan untuk mengambil garis keras melawan Kremlin.

Baca juga artikel terkait PERTEMUAN BILATERAL atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Politik
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora