Menuju konten utama

Trump Bocorkan Informasi Rahasia AS Soal ISIS ke Rusia

Tindakan Trump membocorkan informasi menyangkut ISIS itu dinilai membahayakan sumber intelijen penting AS yang tengah menyusup ke ISIS di Timur Tengah.

Trump Bocorkan Informasi Rahasia AS Soal ISIS ke Rusia
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan mantan presiden Barrack Obama. Foto/Gettyimages

tirto.id - Informasi intelijen sangat rahasia milik Ameriksa Serikat (AS) dibocorkan Presiden Donald Trump kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Duta Besar Rusia Untuk Amerika Serikat Sergey Kislyak.

Menurut para pejabat dan mantan pejabat AS kepada Washington Post, rahasia tersebut dibeberkan melalui sebuah pertemuan di Gedung Putih pekan lalu.

Tindakan Trump membocorkan informasi menyangkut ISIS itu dinilai membahayakan sumber intelijen penting AS yang tengah menyusup ke ISIS di Timur Tengah.

Para pejabat menggolongkan tindakan Trump membagi informasi intelijen kepada Rusia itu sebagai langkah sensitif, mengingat materi intelijen yang dibagi kepada Rusia itu belum disampaikan kepada sekutu-sekutu AS dan bahkan pemerintahan AS sendiri.

Selain itu, para pejabat menyebut Trump telah membahayakan kerja sama dengan sebuah negara sekutu yang memiliki akses ke lingkaran terdalam ISIS di Suriah.

"Trump telah mengungkapkan informasi secara lebih banyak kepada duta besar Rusia itu ketimbang yang kami bagikan kepada sekutu-sekutu kita," kata seorang pejabat AS yang mengetahui benar informasi intelijen yang dibocorkan Trump tersebut.

Sehari setelah memecat Direktur FBI James B. Comey, Trump dikunjungi Sergei Lavrov dan Sergey Kislyak yang ironisnya menjadi dua tokoh kunci dalam kontroversi intervensi Rusia pada Pemilu AS 2016, di Ruang Oval. Pada pertemuan inilah Trump membeberkan secara rinci ancaman serangan teror ISIS lewat laptop di pesawat terbang.

Bagi siapa pun dalam pemerintahan AS, membahas materi semacam itu dengan musuh, adalah ilegal. Oleh karena itu, tindakan Trump bisa dikategorikan melanggar undang-undang. Namun para pejabat Gedung Putih yang ikut dalam pertemuan itu mengaku Trump hanya membahas keprihatinan terhadap terorisme.

"Presiden dan menteri luar negeri (Rusia) mengkaji ancaman bersama dari organisasi-organisasi teroris untuk memasukkan ancaman teroris dalam penerbangan," kata H.R. McMaster, penasihat keamanan nasional, yang turut dalam pertemuan itu.

Seperti dikutip dari Antara, Selasa (16/5/2017), CIA dan NSA menolak mengomentari hal ini, namun para pejabat pemerintah AS mengungkapkan keprihatinan mereka kepada cara Trump mengelola informasi sensitif dan kepekaannya terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan akibat itu.

"Sangat mengejutkan," kata seorang mantan pejabat senior AS yang masih berhubungan erat dengan pemerintahan sekarang pimpinan Trump, "Trump sembrono sekali dan tidak memahami gravitasi masalah-masalah yang dia hadapi, khususnya dalam soal intelijen dan keamanan nasional."

Baca juga artikel terkait INFORMASI INTELIJEN atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari