Menuju konten utama

Trump Akan Serang Balik Media Massa

Gedung Putih menyatakan akan menyerang balik media massa yang memberitakan laporan tidak adil tentang Presiden AS Donald Trump terkait pemberitaan mengenai jumlah massa yang hadir dalam pelantikan Trump dengan saat Obama dilantik pada 2009 kalah banyak.

Trump Akan Serang Balik Media Massa
Presiden AS Donald Trump dan mantan presiden AS Barack Obama bersama Melania Trump dan Michelle Obama bertemu jelang pelantikan Presiden AS di Captiol Hill Washington, DC. GETTY IMAGES

tirto.id - Pasca pelantikan Presiden AS Donald Trump, Gedung Putih menyatakan akan menyerang balik media massa yang memberitakan laporan tidak adil tentang Trump. Hal ini semakin memperuncing hubungan antara media dengan Trump sampai pada tingkat balas dendam.

Laporan yang tidak adil itu terkait pemberitaan media yang membandingkan jumlah massa yang hadir pada pelantikan Donald Trump lebih sedikit daripada saat pelantikan semasa Barrack Obama pada 2009. Pemberitaan ini memicu kegeraman di pihak Trump, Kepala Staf Gedung Putih Reince Priebus mengatakan laporan media mengenai jumlah pengunjung pelantikan Trump itu sebagai serangan kepada Trump.

"Intinya bukan berapa besar pengunjung. Intinya adalah itu serangan dan upaya mendelegitimasi presiden ini sejak hari pertama (berkuasa). Kami tidak akan berpangku tangan dan akan membalas," kata Priebus dalam "Fox News Sunday" seperti dikutip Reuters.

Priebus juga mengeluhkan laporan media massa bahwa patung kepala Martin Luther King Jr telah dipindahkan dari Ruang Oval. Laporan media massa Jumat malam itu kemudian dikoreksi oleh media itu namun Trump mengungkapkan nama si reporter dari media itu di markas CIA sehari kemudian. Tindakan sama ditempuh oleh Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer pada hari yang sama.

"Kami akan menyerang balik dengan melakukan apa saja setiap hari, dua kali setiap Minggu," kata Priebus.

Dia kemudian mengulangi tuduhan Spicer bahwa media telah memanipulasi foto-foto di National Mall (tempat Trump memberikan pidato pelantikan) untuk menunjukkan sedikitnya jumlah orang yang menghadiri pelantikan Trump Jumat lalu itu.

Faktanya dari foto udara terlihat jumlah massa yang menghadiri pelantikan Trump memang lebih kecil ketimbang ketika Barack Obama, presiden kulit hitam pertama AS, dilantik pada 2009.

Ironisnya, jumlah peserta pelantikan Trump jauh lebih kecil ketimbang gelombang unjuk rasa para wanita anti Trump di Washington sehari kemudian. Sistem Subway Washington bahkan melaporkan bahwa sampai 11 pagi Sabtu waktu setempat, ada 275.000 penumpang sistem transportasi ini, untuk mengikuti unjuk rasa kaum perempuan penentang Trump itu.

Sistem Subway Washington juga menyebutkan sampai pukul 11 pagi Jumat saat Trump dilantik, ada 193.000 penumpang yang menggunakan sistem transportasi umum ini. Padahal sewaktu Obama dilantik pada 2009, ada 513.000 penumpang yang menggunakan subway untuk menghadiri pelantikan, seperti dilaporkan Reuters.

Baca juga artikel terkait PELANTIKAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri