tirto.id - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra, Syarif meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk berkomunikasi dengan sejumlah seniman dan budayawan yang menolak revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM).
Menurutnya, selama ini para seniman dan budayawan menolak revitalisasi TIM lantaran kurang dilibatkan ketika Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI melakukan pembahasan proyek revitalisasi TIM. Akibatnya, para seniman dan budayawan ini sampai harus mengadu ke DPR RI lantaran keluhannya tak pernah ditanggapi Anies dan jajarannya.
"Teman-teman seniman minta diajak bicara, bukan menolak. Saya menyarankan Pemprov berkomunikasilah dengan seniman. Artinya apa dia sampai mengadu ke DPR ada kebuntuan komunikasi," kata Syarif kepada wartawan, Kamis (20/2/2020).
Dirinya tak mempermasalahkan jika para seniman mendesak Anies dan jajarannya untuk moratorium revitalisasi TIM. Menurutnya, revitalisasi TIM sangat penting untuk meningkatkan pembangunan agar mencapai taraf internasional. Namun, DPRD DKI memberikan catatan tidak diizinkan untuk dibangun hotel bintang lima di TIM.
Sebagai gantinya, Pemprov DKI mengubah denah hotel itu dengan Wisma Seni. Menurutnya, Wisma Seni nantinya dapat digunakan untuk para seniman lokal, nasional, maupun internasional untuk menetap sementara waktu jika terdapat penyelenggaraan kebudayaan. Dirinya menuturkan jika proyek revitalisasi nanti rampung, TIM tidak akan menjadi kawasan komersil .
"Pak Anies pernah mengatakan, seniman luar bisa berinteraksi dengan seniman lokal bagus. Ini dibuat untuk event-event internasional, berarti fasilitas harus mendukung juga, tempat-tempat kayak gitu kan enggakgak banyak di Jakarta, pemda masih peduli kok, enggak bakalan dikomersilkan secara habis-habisan," jelasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto