tirto.id - Direktur Eksekutif Survei Media Nasional (Median) Rico Marbun menjelaskan alasan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf masih stagnan.
Salah satu faktor penyebabnya adalah faktor keberhasilan utama capres petahana dalam persepsi masyarakat masih berkutat pada masalah pembangunan infrastruktur yaitu mencapai 24,8 persen. Kemudian kesehatan gratis 6,0 persen dan bantuan sosial dan desa 5,9 persen.
Sementara kekurangan pemerintahan Jokowi berdasarkan hasil survei, masih dalam program yang berkaitan dengan ekonomi dan kemiskinan 14,4 persen, harga-harga yang mahal 10,1 persen, serta kurangnya lapangan pekerjaan sebesar 6,4 persen.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara (Jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Eva Sundari membantah jika kekurangan capres petahana itu menurun karena faktor ekonomi dan harga-harga yang mahal. Padahal, selama ini Eva bersama TKN lainnya selalu mengkampanyekan keberhasilan pemerintahan Jokowi di sektor ekonomi.
“Kalau aku ke bawah justru aku mengkampanyekan keberhasilan di bidang ekonomi. Kalau dibilang kegagalan itu agak aneh gitu loh,” ujarnya kepada Tirto, Senin (21/1/2019) malam.
Eva menjelaskan, beberapa keberhasilan pemerintah di bidang ekonomi yaitu seperti halnya harga-harga yang merata karena pembangunan infrastruktur berjalan baik, angka kemiskinan menurun di mana pada 2014 10,96 persen, kemudian pada tahun 2018 menjadi 9,82 persen.
Sehingga, kata Eva, jika kekurangan pemerintah disebut karena faktor ekonomi dan kemiskinan, menurutnya, itu data yang dimanipulasi oleh pihak yang tidak senang dengan pemerintah.
“Dibilang harga kita naik, padahal secara statistik, harga-harga kita salah satu terendah di Asia. Ini seperti manipulatif fakta, tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya,” pungkasnya.
Tetapi, dikatakan Eva, jika bicara keberhasilan pemerintahan karena faktor dari infrastruktur, ia pun membenarkan hal tersebut. Menurutnya, dikarenakan infrastruktur yang memadai, transportasi pun pendistribusian produk pun menjadi lancar.
“Melalui infrastruktur, transportasi memadai karena jalanan bagus sehingga harga-harga menjadi merata,” pungkasnya.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun menjelaskan populasi survei nasional tersebut diambil dari 34 provinsi yang ad di seluruh warga Indonesia yang saat ini memiliki hak pilih. Target sampel nasional 1.500 responden, dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. Hasil survei menunjukkan dinamika politik yang terjadi selama masa pengambilan data 6 sampai 15 Januari 2019.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri