tirto.id - Daycare atau tempat penitipan dan pengasuhan anak memang bisa menjadi salah satu pilihan bagi orang tua pekerja. Apalagi saat ini beberapa kantor sudah kembali menerapkan kebijakan work from office atau WFO.
Namun, sebelum memutuskan untuk menitipkan anak di daycare, ada beberapa pertimbangan atau tips yang bisa menjadi bahan pertimbangan Anda dalam memilih daycare.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Prof. Dr. Seto Mulyadi S. Psi M. Si atau yang akrab disapa Kak Seto berpesan agar orang tua lebih selektif saat memilih daycare dengan tetap mengedepankan aspek edukasi, lingkungan maupun keamanan anak.
"Ya yang ramah anak dan yang betul-betul menjunjung tinggi atau mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak," ucap Kak Seto seperti dilansir dari Antara.
Sementara itu, berikut beberapa tips lain yang perlu Anda perhatikan saat akan memilih daycare untuk buah hati menurut Kas Seto.
1. Pilih daycare yang lingkungannya aman
Kak Seto menyarankan agar orang tua memilih daycare yang lingkungannya aman. Artinya tidak banyak asap atau di pinggir jalan, lingkungan yang kotor dan licin, pengasuh yang profesional dan pemimpin tempat pengasuhan anak yang paham tujuan mendirikan daycare tersebut. Hal itu juga menjadi syarat daycare yang baik menurutnya.
2. Orang tua sebaiknya periksa langsung daycare sebelum memutuskan untuk menitipkan anak di tempat tersebut.
Kak Seto juga meminta orang tua untuk memeriksa langsung tempat tersebut guna menghindari potensi buruk dari daycare tersebut.
"Orang tua harus terjun, harus lihat sendiri. Artinya 'abal-abal' itu bisa saja mungkin ada para pedofil menyasar anak-anak yang balita. Atau kedua sekedar untuk bisnis itu juga tidak benar," ucap Kak Seto.
Manfaat daycare untuk tumbuh kembang anak
Selain membagikan beberapa tips untuk memilih daycare yang baik dan aman untuk anak, pencipta karakter Si Komo ini pun menjelaskan beberapa manfaat daycare bagi perkembangan anak, salah satunya merangsang perkembangan sosial.
"Ya karena peniruan, social learning-nya berjalan, belajar secara sosial. Itu kadang lebih efektif dari belajar dengan ayah ibunya. Ketika melihat teman-temannya duduk manis makan, semua ikut," ucap lulusan psikologi UI itu.
Ia mengatakan agar perkembangan anak terasah, kegiatan yang bisa dilakukan di daycare adalah diajarkan permainan kreatif dan edukatif seperti bercerita, mendongeng atau bernyanyi. Selain itu juga perlu diajarkan dari segi psikoseksual agar anak bisa melindungi organ tubuhnya sendiri dari orang asing.
Selain itu, mengasah perkembangan emosionalnya juga perlu diajarkan agar anak tidak mudah meledak-ledak ketika marah dan bisa mengontrol emosinya.
Guna mencapai hal tersebut, Ketua Umum LPAI ini mengatakan daycare yang baik harus memiliki pengasuh yang bersertifikat agar kenal dengan teori mengajar anak usia dini.
"Misalnya dulu dari IKIP guru PAUD, guru-guru PAUD itu salah satu yang bersertifikat, kalo misalnya dibentuk lagi ya silakan, nanti Kementerian Pendidikan bisa mungkin yang bukan S1 tapi sarjana muda, tapi paling tidak pantas untuk mendidik anak usia dini," ucap psikolog berusia 71 tahun ini.
Terlepas dari manfaat daycare bagi perkembangan anak, hubungan baik antara orang tua dan anak di rumah juga perlu dibangun. Bercerita dan mendongeng menggunakan buku atau boneka yang lucu bisa jadi tips dari Kak Seto untuk membangun hubungan antar orangtua dan anak yang asik dan mendidik.
"Melihat gambar-gambar itu berati juga merupakan langkah awal untuk kecerdasan literasi mulai dibangun. Bisa bernyanyi bersama mungkin juga dengan gerakan bermain seperti melompat, menari, bermain melatih keseimbangan dan sebagainya," tutupnya.
Editor: Iswara N Raditya