Menuju konten utama

Tips Cara Mengajari Anak Membaca Al-Quran Bagi Orang Tua & Pengajar

Ada tiga tahap yang perlu diperhatikan oleh orang tua atau pengajar ketika mengajari anak-anak membaca al-Qur'an.

Tips Cara Mengajari Anak Membaca Al-Quran Bagi Orang Tua & Pengajar
Ilustrasi Salat. foto/istockphoto

tirto.id - Sedari dini, anak-anak sebaiknya dikenalkan dengan kitab suci Alquran. Pembelajaran sejak kecil akan merekatkan hubungan emosional anak-anak dengan Al-Qur'an.

Namun, ketika terdapat banyak distraksi dalam proses pembelajaran, mulai dari tayangan televisi, gim, permainan gawai pintar, dan lainnya, pembelajaran membaca Alquran kepada anak menjadi penuh tantangan.

Pengajar atau orang tua harus menyajikan pembelajaran yang menarik dan interaktif sehingga anak-anak termotivasi belajar membaca Alquran. Terlebih lagi, membaca Alquran tentu saja cukup sulit, terutama bagi orang 'ajam atau mereka yang tidak berbahasa Arab.

Meskipun demikian, anak-anak penting dikenalkan sejak dini dengan Al-Qur'an. Sebab, al-Qur'an merupakan sumber utama ajaran Islam.

Selain itu, Allah SWT juga menyiapkan pahala besar bagi pengajar dan orang yang belajar Alquran, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang riwayat Utsman bin 'Affan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya,” (HR Bukhari).

Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk mengajari anak-anak membaca Al-Qur'an? Syaikh Fuhaim Musthafa dalam Kurikulum Pendidikan Anak Muslim (2009) menuliskan beberapa langkah efektif untuk mengajari anak-anak membaca Al-Quran dengan metode talkin.

Rincian langkah-langkah itu terbagi dalam tiga tahap sebagai berikut.

I. Tahap Pra-pembelajaran

1. Pengajar atau orang tua mengingatkan anak agar berkonsentrasi dan fokus pada hal-hal yang akan dipelajari dan bacaan-bacaan Arab yang akan ditelaah.

2. Mengajak anak untuk berdoa agar diberi rahmat dan berkah dari pembelajaran tersebut.

3. Sebelum mengajarkan beberapa ayat dari Alquran, orang tua atau pengajar hendaknya memulai pembicaraan ringan mengenai hikmah dari ayat-ayat Al-Qur'an tersebut.

Bagaimanapun juga, belajar membaca Al-Qur'an, terutama bagi anak-anak yang tidak berbicara bahasa Arab, tidak seharusnya hanya melafalkan bacaan-bacaan tanpa ia pahami artinya.

Oleh sebab itu, menjadi kewajiban pengajar atau orang tua untuk membuka topik mengenai tema dan arti dari pembelajaran pada momen tersebut.

II. Tahap Pembelajaran

1. Sebaiknya, melatih anak membaca Al-Qur'an langsung dari mushafnya.

2. Selama mengajarkan membaca Alquran, pengajar juga penting memperkenalkan kepada anak-anak tanda-tanda wakaf dan istilah-istilah tajwid untuk memperbaiki bacaan setiap ayat. Adapun istilah tajwid itu seperti mad, idgham, sukun, menebalkan huruf qalqalah, memperjelas makhraj (tempat keluar) setiap huruf, hamzah washal, hamzah qatha’ dan lain sebagainya.

3. Pengajar juga sebaiknya memperdengarkan bacaan Al-Qur'an kepada anak lebih dari satu kali.

4. Kemudian, anak diminta membaca ayat-ayat pada surah tersebut sepenggal–penggal secara bersama-sama lebih dari satu kali

5. Jika mengajarkan Al-Qur'an kepada lebih dari satu anak, pengajar dapat membagi waktu. Selagi membenarkan kesalahan yang terjadi pada bacaan satu anak, ia dapat menyuruh beberapa anak yang lain mengulangi bacaan surah yang sudah dibaca secara bersamaan. Kemudian, menyuruh beberapa anak yang lain, dan seterusnya.

6. Setelah itu, pengajar meminta anak-anak satu per satu membaca Al-Quran. Dia bisa melakukan hal ini dengan menyuruh salah seorang anak untuk membaca Al-Quran setelah ia memberi contoh bacaannya. Kemudian, meminta anak lainnya melakukan hal serupa, dan seterusnya.

III. Pasca Pembelajaran

1. Pengajar hendaknya mendiskusikan makna surat kepada anak dengan memberikan pertanyaan ringan. Hal ini dimaksudkan agar pengajar benar-benar mengetahui bahwa seluruh anak sudah memahami makna surat dengan baik.

2. Pengajar Al-Qur'an harus menanamkan dalam jiwa anak bahwa mempelajari Al-Qur'an adalah ibadah. Allah SWT memberikan pahala yang sangat besar bagi orang yang bersungguh-sungguh mempelajarinya.

3. Pengajar juga sebaiknya mempunyai target pada pertemuan itu anak harus mengulangi ayat-ayat yang diajarkan dengan membacanya berkali-kali.

4. Harus diperhatikan oleh pengajar untuk membenarkan bacaan anak supaya jangan sampai terjadi kesalahan. Jika masih terjadi kesalahan, kendatipun sedikit, tidak mustahil akan dibawa sampai dewasa jika tidak segera dibenarkan.

Sebagai catatan, orang tua dan pengajar sebaiknya peka dengan perkembangan kognitif sekaligus psikologi anak. Dalam hal ini, pengajar menyesuaikan pembelajaran sesuai tingkatan kognitif anak agar mereka dapat memahaminya dengan mudah dan tidak mudah bosan.

Cara lainnya yang dapat diterapkan pengajar adalah melalui bantuan asistensi. Dalam artikel "Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Dengan Metode Iqro Pada Anak Usia Dini" yang ditulis Srijatuin di Jurnal Pendidikan Islam (2017, Vol. 11, No. 1, Hlm. 35), asistensi dilakukan dengan bantuan anak yang lebih pintar dan paham, untuk dapat membantu menyimak anak-anak yang kurang paham dengan bacaan al-Qur'an.

Strategi asistensi bisa digunakan untuk menaikkan minat peserta didik dalam mengajarkan materi kepada teman sebayanya. Jika diimplementasikan dengan baik, strategi asistensi ini akan sangat membantu peserta didik mengajarkan Al-Qur'an kepada temannya dan meningkatkan kompetisi di kalangan anak-anak.

Baca juga artikel terkait ALQURAN atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom